Presiden Partai keadilan Sejahtera (PKS) Mohamad Sohibul Iman menginstruksikan kader dan pengurus PKS untuk mengibarkan bendera setengah tiang, sebagai bentuk belasungkawa PKS atas jatuhnya ratusan korban jiwa pada Pemilu 2019.
Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara Muda PKS, Pipin Sopian di Youth Corner DPP PKS, Jakarta Selatan, Jumat (03/05/2019).
“Kita bisa sebut, ini adalah Pemilu terduka, sampai saat ini tercatat 412 orang panitia pemilu yang meninggal dunia dan jumlah yang sakit jauh lebih banyak lagi. Oleh karenanya, Presiden PKS intruksikan memasang bendera setengah tiang,” terang Pipin sebagaimana disampaikan kepada hidayatullah.com lewat rilis PKS.
Menurut Pipin, jatuhnya ratusan korban pada pemilu 2019 ini merupakan bentuk ketidaksiapan pemerintah dalam melakukan pemilihan umum secara serentak.
“Jatuhnya banyak korban ini menunjukkan bahwa undang-undang pemilu diolah oleh KPU tanpa persiapan yang matang dan tidak sesuai dengan kondisi di lapangan.
Seharusnya KPU sebagai penyelenggara pemilihan umum dapat belajar dari pemilu Lampung saat itu, yang melakukan pemilihan serentak pemilihan umum dan pilkada, itu perhitungannya sampai pagi. Apalagi ini yang skalanya nasional, perhitungan suara selesai hingga berhari-hari,” kata Pipin.
PKS juga menyinggung soal berbagai laporan dan temuan kecurangan. PKS pun mendorong pembentukan panitia khusus (Pansus) terkait dugaan kecurangan Pemilu 2019.
“Kita melihat bahwa Pemilu kali ini marak akan kecurangan, entah karena human error atau human order, ini Pemilu terceroboh dan tercurang. Kami mendorong untuk pembentukan Pansus Kecurangan Pemilu guna mencegah terjadinya kecurangan pada pesta demokrasi kita ini,” ungkap Pipin di PKSMuda Talks bertajuk “Pemilu 2019: Tragedi Demokrasi?” di DPP PKS Jakarta Selatan, Jumat (03/05/2019).
Sebelumnya, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menegaskan bahwa kejadian meninggalnya ratusan petugas KPPS tersebut mestinya diinvestigasi.
Fahri menilai jatuhnya banyak korban meninggal dan sakit akibat Pemilu 2019 tersebut merupakan kejahatan besar, tak bisa dibiarkan.
“Harus ada investigasi menyeluruh terhadap serangan ke TPS, kotak suara, formulir C1 dan petugas pemilu yang telah mendatangkan korban ratusan nyawa meninggal dan ribuan dirawat rumah sakit. Ini adalah kejahatan besar yang tak bisa dibiarkan. #SaveIndonesia,” ujarnya, Jumat (03/05/2019) lewat akun media sosial terverifikasinya di Twitter.
Diketahui, jumlah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Pemilu 2019 yang meninggal dunia kembali bertambah.
Hingga hari ini, Jumat (03/05/2019), tercatat sebanyak 400 lebih petugas KPPS dilaporkan meninggal dunia, ujar Komisioner KPU Evi Novida Ginting di Jurang Mangu Timur, Tangerang Selatan, Jumat (03/05/2019).
Katanya KPU belum bisa mengevaluasi peristiwa banyaknya petugas KPPS yang meninggal dunia. (H)
Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara Muda PKS, Pipin Sopian di Youth Corner DPP PKS, Jakarta Selatan, Jumat (03/05/2019).
“Kita bisa sebut, ini adalah Pemilu terduka, sampai saat ini tercatat 412 orang panitia pemilu yang meninggal dunia dan jumlah yang sakit jauh lebih banyak lagi. Oleh karenanya, Presiden PKS intruksikan memasang bendera setengah tiang,” terang Pipin sebagaimana disampaikan kepada hidayatullah.com lewat rilis PKS.
Menurut Pipin, jatuhnya ratusan korban pada pemilu 2019 ini merupakan bentuk ketidaksiapan pemerintah dalam melakukan pemilihan umum secara serentak.
“Jatuhnya banyak korban ini menunjukkan bahwa undang-undang pemilu diolah oleh KPU tanpa persiapan yang matang dan tidak sesuai dengan kondisi di lapangan.
Seharusnya KPU sebagai penyelenggara pemilihan umum dapat belajar dari pemilu Lampung saat itu, yang melakukan pemilihan serentak pemilihan umum dan pilkada, itu perhitungannya sampai pagi. Apalagi ini yang skalanya nasional, perhitungan suara selesai hingga berhari-hari,” kata Pipin.
PKS juga menyinggung soal berbagai laporan dan temuan kecurangan. PKS pun mendorong pembentukan panitia khusus (Pansus) terkait dugaan kecurangan Pemilu 2019.
“Kita melihat bahwa Pemilu kali ini marak akan kecurangan, entah karena human error atau human order, ini Pemilu terceroboh dan tercurang. Kami mendorong untuk pembentukan Pansus Kecurangan Pemilu guna mencegah terjadinya kecurangan pada pesta demokrasi kita ini,” ungkap Pipin di PKSMuda Talks bertajuk “Pemilu 2019: Tragedi Demokrasi?” di DPP PKS Jakarta Selatan, Jumat (03/05/2019).
Sebelumnya, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menegaskan bahwa kejadian meninggalnya ratusan petugas KPPS tersebut mestinya diinvestigasi.
Fahri menilai jatuhnya banyak korban meninggal dan sakit akibat Pemilu 2019 tersebut merupakan kejahatan besar, tak bisa dibiarkan.
“Harus ada investigasi menyeluruh terhadap serangan ke TPS, kotak suara, formulir C1 dan petugas pemilu yang telah mendatangkan korban ratusan nyawa meninggal dan ribuan dirawat rumah sakit. Ini adalah kejahatan besar yang tak bisa dibiarkan. #SaveIndonesia,” ujarnya, Jumat (03/05/2019) lewat akun media sosial terverifikasinya di Twitter.
Diketahui, jumlah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Pemilu 2019 yang meninggal dunia kembali bertambah.
Hingga hari ini, Jumat (03/05/2019), tercatat sebanyak 400 lebih petugas KPPS dilaporkan meninggal dunia, ujar Komisioner KPU Evi Novida Ginting di Jurang Mangu Timur, Tangerang Selatan, Jumat (03/05/2019).
Katanya KPU belum bisa mengevaluasi peristiwa banyaknya petugas KPPS yang meninggal dunia. (H)