Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Baca:
Anggota BPN Prabowo-Sandi, Ahmad Riza Patria, menuding Jokowi pro-asing karena pengambilalihan saham itu menggunakan dana asing.
"Ini kepentingan asing. Dibilang (pembelian saham Freeport) ini bukti tidak pro-asing, justru ini pro-asing karena dibayar menggunakan global bond (surat utang internasional)," kata Riza saat ditemui di Jakarta, Sabtu (22/12).
Wakil Ketua Komisi II DPR RI itu mengatakan seharusnya Jokowi bisa menggunakan pendanaan nasional untuk hal itu.
Senada dengan Ahmad Riza Patria, Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah dalam cuitannya yang menohok ikut mengomentari perihal pembelian saham Freeport tersebut. Dalam akun twitternya @Fahrihamzah Politisi PKS yang kini aktif di Gerakan Arah Baru Indonesia (GARBI) tersebut mencuitkan:
"Pelajaran berharga dari 2 kasus tambang : Newmont dan Freeport adalah: Orang gak punya uang, maksa ingin nampak jadi jagoan ujungnya jadi ngutang dan ditipu masuk lubang. Harusnya masuk bui lalu cari cantolan kesana kemari".
Diberitakan sebelumnya dalam Beli Saham Freeport Gunakan Global Bond, BPN Prabowo Sandi: "Jokowi Pro-Asing"Pelajaran berharga dari 2 kasus tambang : Newmont dan Freeport adalah: Orang gak punya uang, maksa ingin nampak jadi jagoan ujungnya jadi ngutang dan ditipu masuk lubang. Harusnya masuk bui lalu cari cantolan kesana kemari.— #Setelah47 (@Fahrihamzah) December 22, 2018
Jokowi mengumumkan pengambilalihan mayoritas saham Freeport oleh PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum). Inalum membayar US$3,85 miliar atau sekitar Rp56 triliun kepada Freeport McMoRan Inc. (FCX) dan Rio Tinto untuk itu.
Meski memiliki saham mayoritas, Pemerintah Indonesia masih menyerahkan pengelolaan kepada Freeport McMoran.
"Saya sangat yakin engineer Indonesia bisa, hanya kita perlu belajar, suatu hari saya yakin alumni kita bisa. Cuma perlu belajar dari McMoran sebagai best proven operator underground mining (pengelola terbaik tambang bawah tanah)," kata Direktur Utama Inalum Budi Gunadi, Jumat (21/12).
Guna membiayai akuisisi Freeport, Inalum telah menerbitkan obligasi global sebesar US$4 miliar atau sekitar Rp58 triliun (kurs Rp14.500). Obligasi global ini diterbitkan dalam empat seri dengan pilihan tenor dari tiga sampai 30 tahun.
Penerbitan obligasi itu dilakukan pada bulan lalu. Kini Inalum mengklaim sudah mengantongi US$4 miliar untuk dan siap menyelesaikan transaksi pengambilalihan 51 persen saham Freeport Indonesia.