Kondisi global yang saat ini tengah bergejolak memberikan pengaruh terhadap penerbitan surat utang pemerintah. Hal tersebut, menjadi kekhawatiran tersendiri bagi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
"Kami akan waspada, dan tetap komunikasikan kebutuhan financing kita akan tetap terjaga, sehingga tidak menimbulkan spekulasi," kata Sri Mulyani di gedung parlemen, Kamis (26/4/2018).
Data Direktorat Jenderal Pengelolaan dan Pembiayaan Risiko (DJPPR), target lelang Surat Utang Negara (SUN) untuk lima seri jauh pada 24 April 2018 lalu jauh dari harapan. Bahkan realisasinya, tidak mencapai separuh yang ditargetkan.
Bendahara negara menargetkan bisa menyerap Rp 17 triliun melalul lelang obligasi tersebut. Namun, realisasi akhir total utang yang bisa diraup pemerintah hanya sekitar Rp 6,1 triliun.
Baca Juga:
Kenaikan yield mencerminkan harga instrumen tersebut sedang turun. Penurunan harga menjadi indikasi bahwa minat investor terhadap surat utang pemerintah berkurang.
Namun, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengaku masih optimistis strategi pembiayaan tahun ini lancar. Pemerintah akan memitigasi risiko dalam penerbitan obligasi, di tengah tekanan kondisi global.
"Kita melihat bahwa proyeksi pembiayaannya masih akan cukup comfortable," jelasnya. (cnbcindonesia)
"Kami akan waspada, dan tetap komunikasikan kebutuhan financing kita akan tetap terjaga, sehingga tidak menimbulkan spekulasi," kata Sri Mulyani di gedung parlemen, Kamis (26/4/2018).
Data Direktorat Jenderal Pengelolaan dan Pembiayaan Risiko (DJPPR), target lelang Surat Utang Negara (SUN) untuk lima seri jauh pada 24 April 2018 lalu jauh dari harapan. Bahkan realisasinya, tidak mencapai separuh yang ditargetkan.
Bendahara negara menargetkan bisa menyerap Rp 17 triliun melalul lelang obligasi tersebut. Namun, realisasi akhir total utang yang bisa diraup pemerintah hanya sekitar Rp 6,1 triliun.
Baca Juga:
Syafii Antonio: "Siapa Yang Menguasai Ekonomi Maka Dia Akan Menguasai Media"Sementara di satu sisi, Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah terus naik. Pada hari ini yield Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun telah menembus level 7%, atau merupakan yang tertinggi sejak Juli 2017.
Kenaikan yield mencerminkan harga instrumen tersebut sedang turun. Penurunan harga menjadi indikasi bahwa minat investor terhadap surat utang pemerintah berkurang.
Namun, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengaku masih optimistis strategi pembiayaan tahun ini lancar. Pemerintah akan memitigasi risiko dalam penerbitan obligasi, di tengah tekanan kondisi global.
"Kita melihat bahwa proyeksi pembiayaannya masih akan cukup comfortable," jelasnya. (cnbcindonesia)