Ribuan orang berkumpul dekat situs di Plaza Italia di Santiago, Chile lokasi utama massa melakukan protes yang telah berlangsung selama tiga minggu.
Kerumunan berteriak, membawa spanduk dan mengibarkan bendera nasional Chile.
Namun protes semakin brutal ketika sekelompok besar massa berkerudung berpakaian hitam mulai menjarah sebuah gereja di daerah yang dikenal sebagai La Asuncion.
Mereka terlihat menyeret bangku gereja, patung Yesus, lukisan lalu keluar melalui pintu bangunan kemudian membakar sebagian bangunan.
Asap juga terlihat mengepul dari Universitas Pedro de Valdivia, meskipun tidak diketahui apakah para pemrotes juga menyulut kebakaran itu, ketika pihak berwenang mengatakan mereka masih menyelidiki penyebabnya.
Demonstrasi selama 22 hari terakhir dimulai relatif damai tetapi sekarang massa mulai menjadi agresif.
Para demonstran melempari polisi anti huru hara dengan batu beberapa usai menajrah gereja, sementara pihak berwenang meresponsnya dengan menembakkan gas air mata dan meriam air.
Kerusuhan dimulai pada bulan lalu karena kenaikan tarif kereta bawah tanah yang mendorong para pelajar melakukan protes yang semakin membesar dan menyebar ke seluruh negeri dengan berbagai tuntutan.
Tuntutan tersebut termasuk peningkatan kualitas pendidikan, perawatan kesehatan dan sistem pensiun, padahal Chile satu negara terkaya di Amerika Latin.
Seorang siswa berusia 17 tahun, Ginette Perez, yang bergabung dengan kerumunan yang membanjiri jalan-jalan minggu ini, mengatakan, "Tuntutan kami masih tidak terpenuhi, jadi kami akan terus memprotes."
Presiden Chile, Sebastian Pinera, mengumumkan langkah-langkah awal pekan ini untuk meningkatkan keamanan dan memberikan sanksi berat untuk vandalisme. Protes yang telah menewaskan sedikitnya 20 orang.
Lebih 2.500 orang diperkirakan terluka dalam protes yang juga telah memaksa pembatalan dua KTT internasional utama di Santiago, ibu kota Chile.
Pinera diharapkan merombak kabinetnya dan mengumumkan kenaikan gaji minimum.
Unjuk rasa di Chile telah berlangsung lebih dari tiga pekan. Demo awalnya dipicu kenaikan harga kereta bawah tanah.
Saat ini tuntutan demo meluas. Massa naik pitam karena tingginya biaya pendidikan, jaminan kesehatan, dan jaminan sosial ekonomi.
Perwakilan pengunjuk rasa menyatakan, demo baru akan berhenti jika Presiden Chile Sebastian Pinera mengundurkan diri.
Sumber: [OkeZone.Com], [Kumparan.Com]
Kerumunan berteriak, membawa spanduk dan mengibarkan bendera nasional Chile.
Namun protes semakin brutal ketika sekelompok besar massa berkerudung berpakaian hitam mulai menjarah sebuah gereja di daerah yang dikenal sebagai La Asuncion.
Mereka terlihat menyeret bangku gereja, patung Yesus, lukisan lalu keluar melalui pintu bangunan kemudian membakar sebagian bangunan.
Asap juga terlihat mengepul dari Universitas Pedro de Valdivia, meskipun tidak diketahui apakah para pemrotes juga menyulut kebakaran itu, ketika pihak berwenang mengatakan mereka masih menyelidiki penyebabnya.
Demonstrasi selama 22 hari terakhir dimulai relatif damai tetapi sekarang massa mulai menjadi agresif.
Para demonstran melempari polisi anti huru hara dengan batu beberapa usai menajrah gereja, sementara pihak berwenang meresponsnya dengan menembakkan gas air mata dan meriam air.
Kerusuhan dimulai pada bulan lalu karena kenaikan tarif kereta bawah tanah yang mendorong para pelajar melakukan protes yang semakin membesar dan menyebar ke seluruh negeri dengan berbagai tuntutan.
Tuntutan tersebut termasuk peningkatan kualitas pendidikan, perawatan kesehatan dan sistem pensiun, padahal Chile satu negara terkaya di Amerika Latin.
Seorang siswa berusia 17 tahun, Ginette Perez, yang bergabung dengan kerumunan yang membanjiri jalan-jalan minggu ini, mengatakan, "Tuntutan kami masih tidak terpenuhi, jadi kami akan terus memprotes."
Univeritas San Pedro de Valdivia yang terbakar/Kumparan |
Presiden Chile, Sebastian Pinera, mengumumkan langkah-langkah awal pekan ini untuk meningkatkan keamanan dan memberikan sanksi berat untuk vandalisme. Protes yang telah menewaskan sedikitnya 20 orang.
Lebih 2.500 orang diperkirakan terluka dalam protes yang juga telah memaksa pembatalan dua KTT internasional utama di Santiago, ibu kota Chile.
Pinera diharapkan merombak kabinetnya dan mengumumkan kenaikan gaji minimum.
Unjuk rasa di Chile telah berlangsung lebih dari tiga pekan. Demo awalnya dipicu kenaikan harga kereta bawah tanah.
Saat ini tuntutan demo meluas. Massa naik pitam karena tingginya biaya pendidikan, jaminan kesehatan, dan jaminan sosial ekonomi.
Perwakilan pengunjuk rasa menyatakan, demo baru akan berhenti jika Presiden Chile Sebastian Pinera mengundurkan diri.
Sumber: [OkeZone.Com], [Kumparan.Com]