Sebagaimana dilansir cnnindonesia.com berikut ini, Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di DPR Jazuli Juwaini meminta semua pihak agar jangan sinis terlebih dahulu ihwal RUU Ketahanan Keluarga. PKS merupakan partai yang mengusulkan draf RUU tersebut.
"Dalam pembahasan kita berargumentasi, jadi jangan belum melihat RUU sudah sinis duluan," kata Jazuli di Jakarta, mengutip Antara, Jumat (21/2).
Dia mengatakan bahwa PKS bermaksud memberikan pemahaman tentang betapa pentingnya keluarga lewat RUU Ketahanan Keluarga.
Keluarga, lanjutnya, merupakan institusi terkecil dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Menurut dia, ketika institusi tersebut sukses maka Indonesia akan berhasil melahirkan generasi yang lebih baik di masa mendatang.
"Ketika institusi keluarga 'broken' maka banyak generasi yang akan 'broken'. Karena itu PKS menilai keluarga adalah institusi yang penting dalam memperoleh generasi yang baik bagi bangsa dan negara disamping institusi-institusi sekolah formal tentunya," ujarnya.
Jazuli mengatakan pihaknya tidak menghapus atau mengganti pasal yang dikritik sejumlah pihak. Dia ingin RUU Ketahanan Keluarga dibahas dulu di DPR.
Dia berharap ada argumentasi logis dalam pembahasan di DPR jika memang ingin pasal-pasal tertentu dihilangkan.
"Usulan RUU tersebut diterima Baleg lalu masuk dalam Prolegnas 2020 maka tinggal dibahas. Dan ada beberapa anggota dari PAN, Golkar dan Gerindra, yang penting dalam sebuah proses itu masuk ya kan, kemudian nanti dibahas," imbuhnya. [cnnindonesia.com]
***
Apa salahnya mengajak masyarakat untuk lebih memperkuat keluarga? Akal sehat kita tentunya tidak ada masalah. Namun, ada saja manusia yang mengecam langkah bagus PKS dan sejumlah partai itu.
Hal tersebut terpantau dalam jejaring media sosial twitter, diantaranya:
"Dalam pembahasan kita berargumentasi, jadi jangan belum melihat RUU sudah sinis duluan," kata Jazuli di Jakarta, mengutip Antara, Jumat (21/2).
Dia mengatakan bahwa PKS bermaksud memberikan pemahaman tentang betapa pentingnya keluarga lewat RUU Ketahanan Keluarga.
Keluarga, lanjutnya, merupakan institusi terkecil dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Menurut dia, ketika institusi tersebut sukses maka Indonesia akan berhasil melahirkan generasi yang lebih baik di masa mendatang.
"Ketika institusi keluarga 'broken' maka banyak generasi yang akan 'broken'. Karena itu PKS menilai keluarga adalah institusi yang penting dalam memperoleh generasi yang baik bagi bangsa dan negara disamping institusi-institusi sekolah formal tentunya," ujarnya.
Jazuli mengatakan pihaknya tidak menghapus atau mengganti pasal yang dikritik sejumlah pihak. Dia ingin RUU Ketahanan Keluarga dibahas dulu di DPR.
Dia berharap ada argumentasi logis dalam pembahasan di DPR jika memang ingin pasal-pasal tertentu dihilangkan.
"Usulan RUU tersebut diterima Baleg lalu masuk dalam Prolegnas 2020 maka tinggal dibahas. Dan ada beberapa anggota dari PAN, Golkar dan Gerindra, yang penting dalam sebuah proses itu masuk ya kan, kemudian nanti dibahas," imbuhnya. [cnnindonesia.com]
***
Apa salahnya mengajak masyarakat untuk lebih memperkuat keluarga? Akal sehat kita tentunya tidak ada masalah. Namun, ada saja manusia yang mengecam langkah bagus PKS dan sejumlah partai itu.
Hal tersebut terpantau dalam jejaring media sosial twitter, diantaranya:
Ya sinis lah kami terhadapmu krn setiap RUU yg kalian ajukan menyisipkan ideologi tertentu— Mata_Elang (@Elang326) February 21, 2020
Rakyat meminta PKS nggak usah ngerecokin ranah privat orang orang— dion (@itsdioandn) February 22, 2020
Ikut campur rumah tangga orang mau, tapi minta jangan ada yang sinis. Kalau kami sini terus kalian mau apa? Kalian ini benar-benar arogan dan egois ya. Maunya menang sendiri. Merasa paling benar sendiri. Are you playing god now?— Julie 🏳️🌈🦄 (@JL_Apatheia) February 22, 2020
Sayangnya mekanismenya enggak bisa kayak metodologi sains: Diuji coba.— Dragono Halim (@DragonoHalim) February 22, 2020
Biar mereka tahu soal apa yg mereka usulkan, lebih baik mereka coba sendiri dahulu. Dalam controlled situation, terus diamati. Ya, macam Big Brother begitu. Biar mereka bisa rasa sendiri dampaknya.
Urus saja akhlakmu, urus saja moralmu.— Widya Putra (@widyaputras) February 21, 2020
Peraturan yang sehat yang kami mau!