Sebagaimana dilansir Hidayatullah.Com berikut ini:
Ramadhan memang senantiasa menjadi bulan yang diidolakan khususnya oleh para kaum muslimin dibelahan dunia mana pun berbijak. Bagaimana tidak, ramadhan memang sangat istimewa. Satu-satunya bulan yang menawarkan banyak keberkahan hanyalah ramadhan dengan puasanya yang memiliki pahala tiada batas. Bahkan Rasulullah mengatakan,
عليك باصوم لا مثل له
“Hendaklah engkau melaksanakan puasa karena tidak ada yang semisal dengannya.” (HR. Nasaai, Ibnu Hibban dan Al Hakim)
Salah satu aktifitas yang sangat dianjurkan bagi orang yang akan melakukan ibadah puasa adalah makan sahur. Seorang muslim yang ingin berpuasa ramadhan hendaknya bersahur, makan sahur adalah salah satu diantara sunnah-sunnah Nabi ﷺ yang sangat ditekankan.
Sahur bukan hanya yang sebagai penguat ketika melaksa-nakan puasa di siang hari, sahur juga memiliki keutamaan-keutamaan yang banyak. Sahur adalah aktifitas yang selain menyenangkan, ia juga tidak memberatkan. tetapi Allah meletakkan keberkahan yang banyak padanya. Dimana Rasulullah bersabda,
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السُّحُورِ بَرَكَةً
Dari Anas bin Maalik Radhiyallahu anhu beliau berkata: Rasûlullâh ﷺ telah bersabda, “Bersahurlah kalian karena dalam sahur ada keberkahan.”
Sahabat mulia Anas bin Mâlik Radhiyallahu anhu menceritakan bahwa Rasûlullâh ﷺ memerintahkan orang-orang yang berpuasa untuk makan sahur agar mendapatkan gizi dan tambahan tenaga. Rasûlullâh ﷺ menjelaskan sahur memiliki keberkahan dalam rangka memotivasi orang agar melakukannya. [dalam Tanbîhul Afhâm, 3/36]
Karena itu Rasulullah tegaskan pentingnya sahur dengan sabdanya,
إِنَّهَا بَرَكَةٌ أَعْطَاكُمْ اللَّهُ إِيَّاهَا فَلَا تَدَعُوهُ
“Sesungguhnya dia (sahur) adalah berkah yang diberikan Allâh kepada kalian, maka jangan kalian meninggalkannya.”
Besarnya keutamaan sahur ini sehingga Rasulullah mengatakan bahwa sahur itu adalah “Al ghada al mubaarak” (makanan yang penuh berkah), Sebagaimana disebutkan di dalam hadits al-irbadh bin Sariyah dan Abu Darda Radhiallahu anhu,
هلم إلى الغداء المبارك : يعني السحور
“Mari makan al ghadaa’ al mubaarak (makanan penuh berkah), yakni sahur.”
Ada tiga hal yang Rasulullah sebutkan yang di dalamnya terkandung keberkahan dan di antaranya adalah sahur, sebagaimana sabdanya dari Salman Radiallahu anhu dia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,
البركة في ثلاثة : الجماعة، والثريد، والسحور.
“Berkah itu ada pada tiga hal : berjamaah, tsarid (roti yang diremukkan dan direndam dalam kuah), dan makan sahur.”
Ditegaskan pula dalam hadits dari Abu hurairah radhiallahu Anhu, dia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,
إن الله جعل البركة في السحور والكيل
“Sesungguhnya Allah telah memberikan berkah melalui sahur dan takaran.”
Pembeda dengan Agama Lain
Karena itu siapapun yang berniat untuk melaksanakan puasa maka hendaklah dia mengambil keberkahan dengan sahur. Sahur adalah sunnah yang Rasulullah anjurkan.
من أراد أن يصوم فليتسحر بشيءٍ
“Barang siapa yang ingin berpuasa, hendaklah dia makan sahur dengan sesuatu.”
Selain keberkahan yng ditawarkan Allah dalam sahur, ternyata sahur memiliki hikmah pensyariatan yang tidak sederhana. Dimana perintah sahur, merupakan sebuah upaya untuk menjaga orisinalitas agama, agar puasa kaum muslimin berbeda dengan puasa ahlul kitab Yahudi dan Nasrani. Sebagaimana yang disabdakan Rasûlullâh ﷺ dalam hadits Abu Sa‘id al-Khudriy Radhiyallahu anhu :
فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحَرِ
Yang membedakan antara puasa kita dengan puasa ahli kitab adalah makan sahur.
Dan salah satu keberkahan sahur yang sangat nyata yang disebutkan oleh Rasulullah adalah, Allâh dan para malaikat bersalawat atas mereka, sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu Sa‘id al-Khudry Radhiyallahu anhu bahwa Rasûlullâh ﷺ bersabda :
السُّحُورُ أَكْلَةٌ بَرَكَةٌ فَلَا تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جَرْعَةً مِنْ مَاءٍ فَإِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ
“Sahur adalah makanan berkah, maka jangan kalian tinggalkan walaupun salah seorang dari kalian hanya meneguk seteguk air, karena Allâh dan para malaikat bersalawat atas orang-orang yang bersahur”.
Imam Ibnu Hibban dan ath-Thabrani juga meriwayatkan hadits diatas dari Abdullâh bin Umar Radhiyallahu anhuma dengan lafazh :
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ
“Allâh dan para malaikat bersalawat atas orang-orang yang bersahur.” [dalam Shahîhut Targhîb wat Tarhîb no. 1066].
Sahur walau nampak sederhana namun memiliki keberkahan yang banyak karna berlimpahnya keutamaan yang diletakkan Allh dalam pelaksanaanya sehingga, Al-Hâfizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata,
“Keberkahan dalam sahur muncul dari banyak sisi, yaitu (karena) mengikuti sunnah, menyelisihi ahli kitab, memperkuat diri dalam ibadah, menambah semangat beraktifitas, mencegah akhlak buruk yang diakibatkan rasa lapar, menjadi pendorong agar bersedekah kepada orang yang meminta ketika itu atau berkumpul bersamanya dalam makan dan menjadi sebab dzikir dan doa di waktu mustajab. [Khulâshatul Kalâm Syarh Umdah al-Ahkâm, hlm. 111]
Berlimpahnya keutamaan itu seyogyanya membuat kita bersemangat untuk bersahur, bukan karena menu sahur yang nikmat, atau kebahagiaan dari sahur yang ditemani keluarga dan sanak famili saja. Namun lebih dari itu, bersahurlah dengan niat meraih keberkahan dari Allah jalla wa alaa.
Seseorang mungkin saja melakukan puasa tanpa sahur, pun hal itu tidak menjadikan puasa menjadi tidak sah. Namun alangkah ruginya jika kita menyia-nyiakan kesempatan untuk mendapatkan keberkahan yang telah Allah siapkan. Bukankah waktu sahur adalah salah satu waktu mustajab untuk menengadahkan tangan kepada ilahi Robbi?
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda,
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ
“Rabb kita tabaraka wa ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Allah berfirman, “Siapa saja yang berdo’a kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” (HR. Bukhari, no. 1145 dan Muslim, no. 758).
Saat menjelaskan hadits ini, Ibnu Hajar mengatakan terkait dengan hadits di atas dengan berkata, “Do’a dan istighfar di waktu sahur sangat mudah dikabulkan.” (Fath Al-Bari, 3: 32).
Air dan Kurma
Sahur adalah kegiatan sederhana yang berkah tak perlu makanan berat jika engkau merasa amat kenyang ambilah keberkahan dengan memamakan satu butir atau beberapa butir kurma, karena Rasulullah ﷺ bersabda,
نعم سحور المؤمن التمر
“Sebaik baik makan sahur seorang mukmin adalah kurma.”
Jika itu juga masih memberatkanmu, maka ambillah segelas air lalu minumlah krena Rasulullah mengatakan,
تسحرو ولو بجرعة من ماءٍ
“Makan sahurlah kalian meskipun hanya seteguk air.”
Lihatlah betapa mudahnya agama ini mengantar kita, pada keberkahan walau dengan amalan yang nampak sederhana. Lalu,
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ
“Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?.“
Sumber: Hidayatullah.Com
Ramadhan memang senantiasa menjadi bulan yang diidolakan khususnya oleh para kaum muslimin dibelahan dunia mana pun berbijak. Bagaimana tidak, ramadhan memang sangat istimewa. Satu-satunya bulan yang menawarkan banyak keberkahan hanyalah ramadhan dengan puasanya yang memiliki pahala tiada batas. Bahkan Rasulullah mengatakan,
عليك باصوم لا مثل له
“Hendaklah engkau melaksanakan puasa karena tidak ada yang semisal dengannya.” (HR. Nasaai, Ibnu Hibban dan Al Hakim)
Salah satu aktifitas yang sangat dianjurkan bagi orang yang akan melakukan ibadah puasa adalah makan sahur. Seorang muslim yang ingin berpuasa ramadhan hendaknya bersahur, makan sahur adalah salah satu diantara sunnah-sunnah Nabi ﷺ yang sangat ditekankan.
Sahur bukan hanya yang sebagai penguat ketika melaksa-nakan puasa di siang hari, sahur juga memiliki keutamaan-keutamaan yang banyak. Sahur adalah aktifitas yang selain menyenangkan, ia juga tidak memberatkan. tetapi Allah meletakkan keberkahan yang banyak padanya. Dimana Rasulullah bersabda,
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السُّحُورِ بَرَكَةً
Dari Anas bin Maalik Radhiyallahu anhu beliau berkata: Rasûlullâh ﷺ telah bersabda, “Bersahurlah kalian karena dalam sahur ada keberkahan.”
Sahabat mulia Anas bin Mâlik Radhiyallahu anhu menceritakan bahwa Rasûlullâh ﷺ memerintahkan orang-orang yang berpuasa untuk makan sahur agar mendapatkan gizi dan tambahan tenaga. Rasûlullâh ﷺ menjelaskan sahur memiliki keberkahan dalam rangka memotivasi orang agar melakukannya. [dalam Tanbîhul Afhâm, 3/36]
Karena itu Rasulullah tegaskan pentingnya sahur dengan sabdanya,
إِنَّهَا بَرَكَةٌ أَعْطَاكُمْ اللَّهُ إِيَّاهَا فَلَا تَدَعُوهُ
“Sesungguhnya dia (sahur) adalah berkah yang diberikan Allâh kepada kalian, maka jangan kalian meninggalkannya.”
Besarnya keutamaan sahur ini sehingga Rasulullah mengatakan bahwa sahur itu adalah “Al ghada al mubaarak” (makanan yang penuh berkah), Sebagaimana disebutkan di dalam hadits al-irbadh bin Sariyah dan Abu Darda Radhiallahu anhu,
هلم إلى الغداء المبارك : يعني السحور
“Mari makan al ghadaa’ al mubaarak (makanan penuh berkah), yakni sahur.”
Ada tiga hal yang Rasulullah sebutkan yang di dalamnya terkandung keberkahan dan di antaranya adalah sahur, sebagaimana sabdanya dari Salman Radiallahu anhu dia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,
البركة في ثلاثة : الجماعة، والثريد، والسحور.
“Berkah itu ada pada tiga hal : berjamaah, tsarid (roti yang diremukkan dan direndam dalam kuah), dan makan sahur.”
Ditegaskan pula dalam hadits dari Abu hurairah radhiallahu Anhu, dia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,
إن الله جعل البركة في السحور والكيل
“Sesungguhnya Allah telah memberikan berkah melalui sahur dan takaran.”
Pembeda dengan Agama Lain
Karena itu siapapun yang berniat untuk melaksanakan puasa maka hendaklah dia mengambil keberkahan dengan sahur. Sahur adalah sunnah yang Rasulullah anjurkan.
من أراد أن يصوم فليتسحر بشيءٍ
“Barang siapa yang ingin berpuasa, hendaklah dia makan sahur dengan sesuatu.”
Selain keberkahan yng ditawarkan Allah dalam sahur, ternyata sahur memiliki hikmah pensyariatan yang tidak sederhana. Dimana perintah sahur, merupakan sebuah upaya untuk menjaga orisinalitas agama, agar puasa kaum muslimin berbeda dengan puasa ahlul kitab Yahudi dan Nasrani. Sebagaimana yang disabdakan Rasûlullâh ﷺ dalam hadits Abu Sa‘id al-Khudriy Radhiyallahu anhu :
فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحَرِ
Yang membedakan antara puasa kita dengan puasa ahli kitab adalah makan sahur.
Dan salah satu keberkahan sahur yang sangat nyata yang disebutkan oleh Rasulullah adalah, Allâh dan para malaikat bersalawat atas mereka, sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu Sa‘id al-Khudry Radhiyallahu anhu bahwa Rasûlullâh ﷺ bersabda :
السُّحُورُ أَكْلَةٌ بَرَكَةٌ فَلَا تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جَرْعَةً مِنْ مَاءٍ فَإِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ
“Sahur adalah makanan berkah, maka jangan kalian tinggalkan walaupun salah seorang dari kalian hanya meneguk seteguk air, karena Allâh dan para malaikat bersalawat atas orang-orang yang bersahur”.
Imam Ibnu Hibban dan ath-Thabrani juga meriwayatkan hadits diatas dari Abdullâh bin Umar Radhiyallahu anhuma dengan lafazh :
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ
“Allâh dan para malaikat bersalawat atas orang-orang yang bersahur.” [dalam Shahîhut Targhîb wat Tarhîb no. 1066].
Sahur walau nampak sederhana namun memiliki keberkahan yang banyak karna berlimpahnya keutamaan yang diletakkan Allh dalam pelaksanaanya sehingga, Al-Hâfizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata,
“Keberkahan dalam sahur muncul dari banyak sisi, yaitu (karena) mengikuti sunnah, menyelisihi ahli kitab, memperkuat diri dalam ibadah, menambah semangat beraktifitas, mencegah akhlak buruk yang diakibatkan rasa lapar, menjadi pendorong agar bersedekah kepada orang yang meminta ketika itu atau berkumpul bersamanya dalam makan dan menjadi sebab dzikir dan doa di waktu mustajab. [Khulâshatul Kalâm Syarh Umdah al-Ahkâm, hlm. 111]
Berlimpahnya keutamaan itu seyogyanya membuat kita bersemangat untuk bersahur, bukan karena menu sahur yang nikmat, atau kebahagiaan dari sahur yang ditemani keluarga dan sanak famili saja. Namun lebih dari itu, bersahurlah dengan niat meraih keberkahan dari Allah jalla wa alaa.
Seseorang mungkin saja melakukan puasa tanpa sahur, pun hal itu tidak menjadikan puasa menjadi tidak sah. Namun alangkah ruginya jika kita menyia-nyiakan kesempatan untuk mendapatkan keberkahan yang telah Allah siapkan. Bukankah waktu sahur adalah salah satu waktu mustajab untuk menengadahkan tangan kepada ilahi Robbi?
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda,
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ
“Rabb kita tabaraka wa ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Allah berfirman, “Siapa saja yang berdo’a kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” (HR. Bukhari, no. 1145 dan Muslim, no. 758).
Saat menjelaskan hadits ini, Ibnu Hajar mengatakan terkait dengan hadits di atas dengan berkata, “Do’a dan istighfar di waktu sahur sangat mudah dikabulkan.” (Fath Al-Bari, 3: 32).
Air dan Kurma
Sahur adalah kegiatan sederhana yang berkah tak perlu makanan berat jika engkau merasa amat kenyang ambilah keberkahan dengan memamakan satu butir atau beberapa butir kurma, karena Rasulullah ﷺ bersabda,
نعم سحور المؤمن التمر
“Sebaik baik makan sahur seorang mukmin adalah kurma.”
Jika itu juga masih memberatkanmu, maka ambillah segelas air lalu minumlah krena Rasulullah mengatakan,
تسحرو ولو بجرعة من ماءٍ
“Makan sahurlah kalian meskipun hanya seteguk air.”
Lihatlah betapa mudahnya agama ini mengantar kita, pada keberkahan walau dengan amalan yang nampak sederhana. Lalu,
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ
“Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?.“
Sumber: Hidayatullah.Com