Sebagaimana dilansir hidayatullah.com berikut ini, Pasukan Haftar yang didukung beberapa negara seperti UEA, Mesir, Perancis dan tentara bayaran Rusia telah berkali-kali menyerang Ibu Kota Tripoli untuk merebutnya. Namun pemerintah Libya di Ibu Kota berhasil mempertahankan diri dan memukul mundur pasukan Haftar, bahkan lewat bantuan militer Turki Pasukan pemerintah Libya berhasil merebut kembali daerah yang dikuasai pasukan Haftar.
UEA Mendukung Haftar
Uni Emirat Arab dengan tegas menolak intervensi militer Turki untuk Pemerintah Libya. Dukungan Turki terhadap Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang diakui PBB dan secara internasional dianggap menghambat peluang gencatan senjata dan menghalangi solusi perang saudara di Libya, demikian laporan Middle East Monitor, Jum’at (1/5/2020).
Sementara dalam satu pernyataan yang sama Kementrian Luar Negeri dan Kerjasama Internasional UEA memuji kelompok Jendaral Haftar. Sebelumnya Jendral Haftar mendeklarasikan kekuasaannya untuk memerintah negara tersebut pada hari Senin (27/4/2020), deklarasi ini dianggap upaya kudeta oleh Pemerintah sah Libya.
UEA terus mendukung Haftar dalam perangnya melawan Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA). Namun UEA tidak mengomentari deklarasi Haftar sebagai penguasa tertinggi Libya dan menolak perjanjian 2015 yang mengarah pada pembentukan melawan Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA).
Dalam pernyataan itu juga UEA mengatak mereka mendukung solusi politik yang didasarkan pada konferensi Berlin dan menyerukan “semua pihak untuk berkomitmen pada proses politik di bawah pengawasan PBB”.
Referensi: Hidayatullah.Com
UEA Mendukung Haftar
Uni Emirat Arab dengan tegas menolak intervensi militer Turki untuk Pemerintah Libya. Dukungan Turki terhadap Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang diakui PBB dan secara internasional dianggap menghambat peluang gencatan senjata dan menghalangi solusi perang saudara di Libya, demikian laporan Middle East Monitor, Jum’at (1/5/2020).
Sementara dalam satu pernyataan yang sama Kementrian Luar Negeri dan Kerjasama Internasional UEA memuji kelompok Jendaral Haftar. Sebelumnya Jendral Haftar mendeklarasikan kekuasaannya untuk memerintah negara tersebut pada hari Senin (27/4/2020), deklarasi ini dianggap upaya kudeta oleh Pemerintah sah Libya.
UEA terus mendukung Haftar dalam perangnya melawan Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA). Namun UEA tidak mengomentari deklarasi Haftar sebagai penguasa tertinggi Libya dan menolak perjanjian 2015 yang mengarah pada pembentukan melawan Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA).
Dalam pernyataan itu juga UEA mengatak mereka mendukung solusi politik yang didasarkan pada konferensi Berlin dan menyerukan “semua pihak untuk berkomitmen pada proses politik di bawah pengawasan PBB”.
Referensi: Hidayatullah.Com