Khofifah Sebut Pemkot Surabaya Lambat Tangani Corona Klaster PT Sampoerna, Netijen Soroti Risma. Hal itu terpantau dalam jejaring media sosial twitter berikut ini:
Kata DPRD PDIP Jakarta, Walikota Surabaya karen abis.— Teuku Gandawan Xasir (@Gandawan) May 2, 2020
Gubernur Jakarta harus belajar sama dia.
Apa maksudnya belajar lambat? π€
Artinya pemberlakuan SD dan PD bahkan mungkin PSBB tidak dipatuhi (dilanggar) oleh Arek-Arek Suroboyo buktinya Pabrik Rokok yang padat Buruh (Manusia) Tetap diijinkan beroperasi dan sekarang Buruhnya terpapar #Covid19, menunggu Klarifikasi Walikota Surabaya @asboedionoid #hening— DANIEL MARISSA and Us π¦πΊ (@asboediono_id) May 3, 2020
π€£π€£— T0N1 M3L4YU (@T0N1361) May 2, 2020
harap maklum si ibu cantik sibuk kerja..
jangan d ganggu bu gubernur..
ntar ibu gub d laporkan ..
Ojo Ngono to bu Gub...— Nugie Al-bukhari (@nugieahza81) May 3, 2020
Blio iku wis Capek semprot sana semprot sini...
Kabeh iki salahne Pak Anies sing telat nangani...
Hihi....hi..
Jangan Marahπ
Salam Santuyπ
Maklum lah kan Bu Risma sibuk jaga lampumerah .. jdi konsentrasi nya terbagi2— Senyumin saja (@Ajietea7) May 3, 2020
Terlalu banyak ngatur lalulintas dan sapu jalanan sih....itu makanya telat πππ— E_ Ilham (@EdyIlham7) May 2, 2020
Lho... Ibu Syantiknya kemana ? Katanya terbaik ?— Maung Kulon (@TbFirmansyah1) May 3, 2020
Khofifah Sebut Pemkot Surabaya Lambat Tangani Corona Klaster PT Sampoerna sebelumnya diberitakan detik.com berikut ini:
Pabrik rokok PT HM Sampoerna Tbk Rungkut 2 Surabaya berpotensi menjadi klaster terbesar penyumbang pasien positif Corona di Jawa Timur. Pemkot Surabaya dinilai lambat menangani hal tersebut.
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengatakan ada respons yang lambat terkait penanganan awal risiko penularan COVID-19 di pabrik tersebut. Padahal sejak 14 April 2020, pihak perusahaan telah melapor ke Dinkes Surabaya.
"Ini agak terlambat responnya. Tanggal 14 April sudah dilaporkan ke Dinkes Surabaya. Mungkin entah karena tidak detail laporannya, jadi tidak langsung ditindaklanjuti," kata Khofifah di Grahadi, Sabtu (2/5/2020).
Khofifah sendiri baru mengetahui kabar tersebut pada Kamis (28/4) sore lalu. Setelah tahu kabar tersebut, Khofifah langsung meminta Ketua Rumpun Kuratif, dr Joni serta Ketua Rumpun Tracing, dr Kohar untuk mencari tahu informasi lebih dalam agar memudahkan proses penanganan serta tracing.
"Pabrik itu ternyata sudah tidak berproduksi pada 26 April. Saya meminta dokter Kohar berkoordinasi secara intensif melakukan tracing bersama dokter Joni," kata Khofifah.
"Kalau informasinya detail, saya rasa (Pemkot Surabaya) pasti melakukan quick response. Jadi hal seperti ini, saya ingin sampaikan, kecepatan merespon, kecepatan memberikan layanan, itu sangat penting." imbuhnya.
Menurut Mantan Mensos RI ini, kecepatan respons dan kecepatan layanan juga bisa memberikan layanan terbaik dan turut menentukan tingkat kesembuhan pasien terjangkit virus Corona.
"Jadi kecepatan layanan itu penting. Oleh karena itu mungkin di antara kita semua kalau kemudian ada yang tahu tanda-tanda klinis tertentu, bantu komunikasikan supaya bisa segerakan diri mendapat layanan," terangnya.
Sementara Ketua Rumpun Kuratif COVID-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi telah melakukan swab terhadap 46 orang dari 100 karyawan yang sudah diisolasi. Hasilnya, 34 di antaranya dinyatakan positif Covid-19.
"46 Orang diswab hasilnya 34 positif. Virus ini berbahaya sekali menyebar sangat cepat, masyarakat harus benar-benar patuh imbauan, apalagi ini PSBB, masyarakat harus taat," katanya.
Dari tambahan 34 tersebut, total ada 36 orang di Pabrik PT Sampoerna yang telah dinyatakan positif COVID-19. 2 telah meninggal dunia. Selain itu ada 9 orang yang diopname di ruang ICU RSU dr Soetomo. [detik.com]