Ilmuwan China mendeteksi virus corona di dalam air mani pria atau sperma yang terinfeksi covid-19. Hanya saja masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan apakah virus tersebut bisa ditularkan secara seksual atau tidak.
Temuan dari penelitian terhadap pasien virus corona di rumah sakit China diterbitkan pada hari Kamis di jurnal medis JAMA Network Open.
Virus corona jenis baru yang disebarkan melalui tetesan pernapasan atau kontak dan virus juga telah terdeteksi dalam feses, saliva, dan urine.
Dikutip dari AFP, penelitian di rumah sakit Kota Shangqiu di Provinsi Henan, China menguji air mani atau sperma 38 pasien virus corona berusia 15 hingga 50 tahunan.
Hasilnya, bahan genetik dari virus corona ditemukan dalam sperma enam pasien - empat di antaranya berada pada "tahap infeksi akut" dan dua di antaranya sudah dinyatakan "sembuh."
Para peneliti mencatat bahwa penelitian ini "dibatasi oleh ukuran sampel yang kecil" dan penelitian lebih lanjut akan diperlukan untuk menentukan apakah virus dapat ditularkan secara seksual.
"Jika dapat dibuktikan bahwa SARS-CoV-2 dapat ditularkan secara seksual dalam studi di masa depan, penularan seksual mungkin menjadi bagian penting dari pencegahan penularan," kata penelitian itu.
"Puasa seks atau penggunaan kondom dapat dianggap sebagai sarana pencegahan untuk pasien ini," katanya. (chs)
Temuan dari penelitian terhadap pasien virus corona di rumah sakit China diterbitkan pada hari Kamis di jurnal medis JAMA Network Open.
Virus corona jenis baru yang disebarkan melalui tetesan pernapasan atau kontak dan virus juga telah terdeteksi dalam feses, saliva, dan urine.
Dikutip dari AFP, penelitian di rumah sakit Kota Shangqiu di Provinsi Henan, China menguji air mani atau sperma 38 pasien virus corona berusia 15 hingga 50 tahunan.
Hasilnya, bahan genetik dari virus corona ditemukan dalam sperma enam pasien - empat di antaranya berada pada "tahap infeksi akut" dan dua di antaranya sudah dinyatakan "sembuh."
Para peneliti mencatat bahwa penelitian ini "dibatasi oleh ukuran sampel yang kecil" dan penelitian lebih lanjut akan diperlukan untuk menentukan apakah virus dapat ditularkan secara seksual.
"Jika dapat dibuktikan bahwa SARS-CoV-2 dapat ditularkan secara seksual dalam studi di masa depan, penularan seksual mungkin menjadi bagian penting dari pencegahan penularan," kata penelitian itu.
"Puasa seks atau penggunaan kondom dapat dianggap sebagai sarana pencegahan untuk pasien ini," katanya. (chs)