Sebagaimana dilansir Republika.co.id, Djohari Zein yang menjabat sebagai Presiden Komisaris layanan pengiriman paket JNE menjadi mualaf sejak 1982. Awalnya, ia dilahirkan di Medan, Sumatera Utara dari keluarga pedagang Tionghoa.
"Saya terlahir 1954, dari keluarga WNI Tionghoa, keluarga saya Budha, dan saya disekolahkan di sekolah Katolik," kata Djohari di Jakarta, Kamis (17/10).
Kemudian pada saat menemukan Islam 37 tahun yang lalu, semenjak itu Alquran menjadi petunjuk jalan hidupnya. Selama setengah perjalanan usianya, ia mendirikan perusahaan seperti JNE, ia pun bertekad untuk menjadikan JNE sebagai tuan rumah di negeri sendiri.
Ia juga sadar, perjuangannya tak terlepas dari pertolongan Allah SWT. "Saya bertemu dengan guru saya Haji Suprapto, dan saya tidak mungkin bisa sukses tanpa pertolongan dari Allah," ucap Djohari.
Ia pun turut mengamalkan ayat suci Alquran dalam surah al-Ma'un yang berisikan hingga tujuh ayat. Dalam surah tersebut disebutkan, bahwa seorang Muslim seharusnya berbuat baik kepada anak yatim, dan memberi makan kepada orang miskin, agar tidak menyia-nyiakan ibadahnya kepada Yang Maha Penguasa. "Berbuat kebaikan adalah tanda rasa syukur yang kita terima," kata dia.
Kemudian pada 2000 lalu, ia menyempurnakan ibadah seorang Muslim untuk pergi haji. Pada saat di Jabal Rahmah, Djohari melihat sebuah pemandangan yang tak asing bagi dirinya.
Ternyata pemandangan tersebut pernah ia mimpikan saat masih duduk di bangku SMP. "Pemandangan di Jabal Rahmah pernah saya lihat di mimpi saat saya SMP. Dari situ saya sadar saya adalah islam," kenangnya.
Djohari juga berkeinginan untuk membangun sebuah masjid. Niatnya dijawab oleh Allah untuk dapat mendirikan hingga 99 masjid. Ia mendirikan lembaga filantropi, Johari Zein Foundation, sebuah yayasan yang hendak membangun 99 masjid. Jumlah tersebut diambil dari nama baik Allah atau asma al-husna.
Dari 99 masjid, saat ini Johari Zein Foundation telah membangun masjid Zeinurrahim di desa Medana Lombok Utara. Jika 99 masjid sudah terbangun, Johari Zein Foundation akan kembali membangun 99 masjid lainnya. "Saya ingin memulai perjalanan jihad ini," ungkap Djohari yang juga pendiri perusahaan startup.
Adapun Indonesia dengan jumlah pemeluk agama Islam terbesar di dunia, menjadi penguat bangunan bangsa, menjadi cahaya bagi semesta, dan melahirkan generasi yang unggul dan beradab. Salah satunya dapat melalui pemakmuran masjid.
"Kalau sudah mengenal Alquran, insya Allah kita tidak akan tersesat. Kalau sudah beriman, insya Allah kita tidak berbuat zalim. Dan kalau hendak antarkan kebaikan, insya Allah kita bisa mulai dengan membangun Masjid," ucap Djohari.
*****
Sebelumnya, sebagaimana dilansir tempo.co, PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir atau JNE mendadak menjadi bahasan populer di jagat maya Twitter usai menjadi trending topic dengan lebih dari 23.900 cuitan #BoikotJNE.
Kejadian ini bermula saat akun Twitter @JNE_ID mengunggah video Haikal Hassan Baras saat mengucapkan selamat ulang tahun ke-30 kepada JNE, yang saat ini sudah dihapus. Bahkan, admin akun JNE membalas ucapan tersebut dan langsung mendapatkan respons negatif dari netizen.
"Alhamdulillah di #jumatberkah hari ini JNE mendapat ucapan dari Ustadz Haikal Hasan. Terima kasih atas doa-doa penyemangatnya, Ustadz. Aamiin ya Rabbal alamin...," tulis JNE beberapa waktu lalu.
Tidak sedikit netizen yang menuduh JNE telah mendukung Haikal Hassan yang diketahui merupakan Sekjen HRS Center. Sementara, HRS Center adalah lembaga bentukan Rizieq Shihab, pentolan Front Pembela Islam (FPI), yang saat ini sedang diperiksa Polda Metro Jaya sebagai tersangka.
Seperti yang dilakukan akun @fazsalim yang mengunggah cuitan: Mulai Hari ini, ganti jasa ah, masih banyak Jasa Kurir yg lain. Daripada dikasih kadrun yang merusak persatuan bangsa. #BoikotJNE #JNEKadrun.
Selain itu, akun @sabarwahid_in23 menuliskan: Sudah lamaaa gak pake JNE, kami fokus pake jasa di-dua ekspedisi sahaja, POS Indonesia dan J&T #BoikotJNE.
Warganet dengan akun @Romise21 mengunggah sebuah foto yang diduga Haikal Hassan yang sedang berpose dengan sejumlah wanita yang mengenakan seragam JNE di depan spanduk bertuliskan Pengajian 2 Bulanan. Dia menuliskan: Haikal Hasan dgn Bidadari Zne #BoikotJNE.
Menanggapi hal tersebut, Head of Media Relations Department JNE Hendrianida Primanti mengungkapkan sehubungan dengan pemberitaan atas trending di sosial media terkait JNE dituding mendukung Haikal Hassan dalam video ucapan ulang tahun JNE ke -30 menyampaikan keberatannya.
"Perkenankan kami menyampaikan keberatan atas isi berita tersebut bahwa JNE sebagai perusahaan yang didirikan dan dimiliki oleh anak bangsa, diawali dari pemahamannya sejak didirikan 30 tahun silam oleh Founding Father JNE, Bapak H. Soeprapto Soeparno," jelasnya, Sabtu 12 Desember 2020.
Dia menjelaskan JNE mempunyai nilai-nilai spiritual seperti kebiasaan Memberi, Menyantuni dan Menyayangi kepada anak yatim, fakir miskin, tuna netra, janda tidak mampu dan kaum dhuafa lainnya.
Lebih lanjut, alasan kemunculan tagar yang marak di tengah Hari Belanja Nasional (Harbolnas) ini terangnya tidak mencerminkan nilai-nilai JNE.
"JNE sebagai perusahaan pengiriman ekspres dan logistik bersifat netral merangkul semua golongan dan tidak memandang latar belakang agama, suku, ras, dan pandangan politik sebagaimana JNE memfasilitasi seluruh kegiatan mendukung 50.000 karyawan di seluruh nusantara yang juga dari berbagai latar belakang, suku, ras, serta agama," paparnya.
Hendrianida menegaskan video-video ucapan ulang tahun yang dirilis di sosial media perusahaannya merupakan ucapan selamat ulang tahun yang ke-30.
"JNE menerima ucapan selamat ulang tahun dari pihak manapun dan merupakan sepenuhnya ucapan dari tokoh publik kepada perusahaan kami, sehingga tagline ‘Bahagia Bersama’ dapat bermakna mengantarkan kebahagiaan ke seluruh Indonesia dan memberikan manfaat terhadap bangsa mau pun negara," katanya.
Dia berharap penjelasan ini menjadi informasi yang lebih benar agar tidak terjadi kesalahpahaman atas hal yang terjadi tersebut.