Din meminta Moeldoko dan pejabat lainnya tidak alergi terhadap kritikan dari rakyat.
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin membela pengamat politik Rocky Gerung yang kini sedang terjerat kasus hukum karena menyebut Presiden Jokowi "bajingan tolol". Pembelaan ini disampaikan Din usai Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko berencana melaporkan Rocky ke polisi.
Din mengatakan, Rocky merupakan warga negara sekaligus cendekiawan yang tentu punya hak dan kewajiban untuk mengkritik pemerintah, termasuk presiden. Karena itu, Moeldoko dan para pejabat pemerintahan lainnya tidak usah pamer kuasa menghadapi kritikan dari Rocky.
Polisi Sebut Kasus Rocky Gerung Delik Biasa, Artinya Jokowi tak Perlu Buat Laporan Penyidik Minta Keterangan Ahli Hukum Terkait Kasus Rocky Gerung Rocky Gerung Dilaporkan ke Polda Jawa Barat
"KSP Jenderal TNI (Purn) Moeldoko tidak usah bereaksi apalagi menunjukkan kekuasaan. Lebih baik mawas diri, mengevaluasi apakah kritik Rocky Gerung benar atau salah?" kata Din lewat keterangan tertulisnya berjudul 'Dukungan Kami Buat Rocky Gerung' yang diterima Republika di Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (4/8/2023).
Din juga menyoroti pernyataan Moeldoko yang mengibaratkan Rocky sebagai robot tak punya hati. Menurut Din, pernyataan semacam itu bisa saja dibalas dengan sebuah pertanyaan.
"Apakah para pejabat itu berotak dan berhati sehingga alergi terhadap kritik. Atau mereka patut diduga terbelenggu oleh syahwat kekuasaan, karena sedang menikmati kekuasaan itu," kata Din, sosok yang pernah menjadi Utusan Khusus Presiden Jokowi untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban.
Lebih lanjut, Din mengaku setuju dengan kritik Rocky Gerung bahwa Pemerintahan Jokowi sudah menyimpang dari UUD 1945. Soal kritikan itu benar atau tidak, tentu bisa didiskusikan.
"Bahwa frasa dari pengamat ke pengamat berbeda dalam menyimpulkan penyimpangan rezim adalah ciri pribadi masing-masing," ujarnya.
Din pun meminta Moeldoko dan pejabat lainnya untuk tidak alergi terhadap kritikan dari rakyat, apalagi menganggap kritikan sebagai serangan pribadi. Moeldoko seharusnya berpihak kepada rakyat karena gajinya berasal dari uang rakyat.
"Pernyataan KSP Moeldoko bahwa beliau akan memasang badan terhadap Presiden hanyalah ekspresi adu otot, bukan adu otak. Di alam demokrasi sebaiknya dikembangkan adu otak dalam dialog, bila perlu debat," ujarnya menambahkan.
Din mengaku yakin bahwa aksi pamer kuasa Moeldoko dan rencananya melaporkan Rocky ke polisi hanya akan menambah dukungan masyarakat kepada Rocky. Din adalah salah satu masyarakat yang akan mendukung.
"Kalau Jenderal Moeldoko akan pasang badan bagi atasannya, maka banyak dari kami, termasuk saya, akan pasang otak untuk Rocky Gerung. Saya akan berada di samping Rocky Gerung, dan akan mengajak rakyat untuk mendukungnya. Bismillah," kata mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu.
Perkara ini bermula ketika Rocky menyampaikan orasi dalam pertemuan aliansi buruh di Bekasi beberapa hari lalu. Potongan video orasinya tersebar di media sosial, yang isinya mengkritik keras kebijakan Presiden Jokowi membangun megaproyek Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Begitu Jokowi kehilangan kekuasaan dia jadi rakyat biasa, nggak ada yang peduli nanti. Tapi ambisi Jokowi adalah pertahankan legacy. Dia masih ke Cina nawarin IKN. Masih mondar-mandir dari ke koalisi ke koalisi lain, cari kejelasan nasibnya," ujar Rocky dalam video tersebut.
"Dia pikirin nasibnya sendiri, dia nggak pikirin kita. Itu bajingan yang tolol. Kalau dia bajingan pintar, dia mau terima berdebat dengan Jumhur Hidayat, tapi bajingan tolol sekaligus pengecut. Bajingan tapi pengecut," kata Rocky melanjutkan.
Jokowi merespons dengan menyebut pernyataan Rocky itu hanya "hal-hal kecil" dan menyebut dirinya hanya ingin fokus menjalankan tugas sebagai presiden. Di sisi lain, Moeldoko menyampaikan respons keras dengan menyebut Rocky sudah menyerang pribadi atasannya, Presiden Jokowi.
"Kalau bersinggungan dengan itu saya akan berdiri paling depan itu. Saya sebagai prajurit biasa mempertaruhkan nyawa di medan perang tanpa kalkulasi apalagi menghadapi situasi seperti ini biasa. Jadi jangan coba-coba mengganggu Presiden. Saya ingin tegaskan itu," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (3/8/2023).
Moeldoko pun mengingatkan tugas seorang Kepala Staf Kepresidenan adalah menjaga kehormatan Presiden. Karena itu, ia meminta Rocky Gerung agar berhati-hati. "Jangan main-main itu. Sekali lagi saya ulangi, jangan main-main," kata dia.
Baginya, pernyataan Rocky itu merupakan hinaan yang tidak bisa ditoleransi. Karena itu, Moeldoko siap melaporkan Rocky ke polisi. "Kalau perlu Moeldoko yang akan laporkan (ke polisi)," kata mantan Panglima TNI itu.
Sumber: Republika Online