Beginilah jawaban diplomatis Prabowo Subianto soal tes baca Qur’an yang akhir-akhir ini marak disuarakan sekelompok pendukung yang mulai putus asa.
“Menjadi warga Negara Yordania itu syaratnya harus bisa baca Qur’an dan saya pernah ditawarkan menjadi warga Negara disana untuk menjadi penasehat militer tapi keluarga saya tdk setuju.”
“Kemudian ada yg meragukan keislaman saya karena sodara saya non muslim saya katakan kalau saya bukan muslim tidak mungkin Soeharto menerima saya sebagai menantunya.”
Saat ditanya soal tes Qur’an di Aceh, Prabowo langsung menanyakan, “Standarnya apa? Qari? Sebab masyarakat Aceh di sana pinter2 ngajinya, kalau standar qari saya tidak bisa. Tapi tajwid2 insya’Allah,” katanya.
Kemudian Prabowo menanyakan sebenarnya ini dlm rangka apa ? Kok KPU tidak memberitahukan ? Kalau memang mekanismenya mengharuskan kenapa tidak?
Pun demikian Prabowo enggan jika diajak test bahasa Inggris dalam Pilpres. Menurut beliau tidak etis kalau hanya ingin menyerang lawan dg cara-cara seperti itu, tutupnya. [masawep.com]
“Menjadi warga Negara Yordania itu syaratnya harus bisa baca Qur’an dan saya pernah ditawarkan menjadi warga Negara disana untuk menjadi penasehat militer tapi keluarga saya tdk setuju.”
“Kemudian ada yg meragukan keislaman saya karena sodara saya non muslim saya katakan kalau saya bukan muslim tidak mungkin Soeharto menerima saya sebagai menantunya.”
Saat ditanya soal tes Qur’an di Aceh, Prabowo langsung menanyakan, “Standarnya apa? Qari? Sebab masyarakat Aceh di sana pinter2 ngajinya, kalau standar qari saya tidak bisa. Tapi tajwid2 insya’Allah,” katanya.
Kemudian Prabowo menanyakan sebenarnya ini dlm rangka apa ? Kok KPU tidak memberitahukan ? Kalau memang mekanismenya mengharuskan kenapa tidak?
Pun demikian Prabowo enggan jika diajak test bahasa Inggris dalam Pilpres. Menurut beliau tidak etis kalau hanya ingin menyerang lawan dg cara-cara seperti itu, tutupnya. [masawep.com]