Peneliti politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Siti Zuhro menyebut tindakan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang memberikan penghargaan (award) kebohongan untuk Prabowo Subianto, Sandiaga Uno, dan Andi Arief tak etis. Siti mengatakan PSI semestinya berfokus pada tugas dan fungsinya sebagai partai politik.
Sebelumnya, PSI memberikan award kebohongan kepada Prabowo, Sandiaga, dan Andi Arief. Penghargaan itu ditandatangani Ketua Umum PSI Grace Natalie dan Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli Antoni. Award disematkan kepada ketiga orang itu lantaran pernyataan terkait selang cuci darah Rumah Sakit Ciptomangunkusumo, membangun tol Cipali tanpa utang, dan tujuh kontainer surat suara yang sudah tercoblos di Tanjung Priok.
"Mereka (PSI) melampaui batas," ujar Siti saat dihubungi, Sabtu, 5 Januari 2018. "Fungsi partai politik itu melakukan pendidikan politik, mencerdaskan masyarakat secara politik, melakukan agregasi, melakukan artikulasi."
Terlebih, kata Siti, sebagai partai baru PSI harusnya berfokus melakukan konsolidasi internal demi memastikan lolos ke parlemen. Siti menganggap tugas penting PSI saat ini ialah melakukan sosialisasi agar dikenal dan berupaya membuktikan diri pantas menjadi wakil rakyat. "Semua partai baru harus tahu dirinya. Mereka belum tahu ada di parlemen, mereka belum tahu apakah bisa memenuhi kuota empat persen," kata Siti.
Siti juga menyebut tindakan PSI itu berbahaya dan bisa berbalik menyerang diri mereka sendiri. Sebab, yang dikritik PSI adalah calon presiden-wakil presiden yang memiliki banyak massa, serta elite partai politik yang sudah mapan. "Ini berbahaya sekali. Tidak apa-apa dukung Pak Jokowi, tapi caranya yang elok," ujar Siti.
Jika mengkritik hanya demi kepentingan elektoral, lanjut Siti, pihak lawan dapat melakukan serangan balik terhadap PSI. Semisal, ujarnya, kesalahan PSI dan capres yang didukungnya, Joko Widodo, akan dicari-cari. "Nanti di sana dikulik-kulik, nanti terjadi respons-respons yang tidak bagus," kata Siti. "Mereka juga bisa di-sue secara hukum." [tempo]
Sebelumnya, PSI memberikan award kebohongan kepada Prabowo, Sandiaga, dan Andi Arief. Penghargaan itu ditandatangani Ketua Umum PSI Grace Natalie dan Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli Antoni. Award disematkan kepada ketiga orang itu lantaran pernyataan terkait selang cuci darah Rumah Sakit Ciptomangunkusumo, membangun tol Cipali tanpa utang, dan tujuh kontainer surat suara yang sudah tercoblos di Tanjung Priok.
"Mereka (PSI) melampaui batas," ujar Siti saat dihubungi, Sabtu, 5 Januari 2018. "Fungsi partai politik itu melakukan pendidikan politik, mencerdaskan masyarakat secara politik, melakukan agregasi, melakukan artikulasi."
Terlebih, kata Siti, sebagai partai baru PSI harusnya berfokus melakukan konsolidasi internal demi memastikan lolos ke parlemen. Siti menganggap tugas penting PSI saat ini ialah melakukan sosialisasi agar dikenal dan berupaya membuktikan diri pantas menjadi wakil rakyat. "Semua partai baru harus tahu dirinya. Mereka belum tahu ada di parlemen, mereka belum tahu apakah bisa memenuhi kuota empat persen," kata Siti.
Siti juga menyebut tindakan PSI itu berbahaya dan bisa berbalik menyerang diri mereka sendiri. Sebab, yang dikritik PSI adalah calon presiden-wakil presiden yang memiliki banyak massa, serta elite partai politik yang sudah mapan. "Ini berbahaya sekali. Tidak apa-apa dukung Pak Jokowi, tapi caranya yang elok," ujar Siti.
Jika mengkritik hanya demi kepentingan elektoral, lanjut Siti, pihak lawan dapat melakukan serangan balik terhadap PSI. Semisal, ujarnya, kesalahan PSI dan capres yang didukungnya, Joko Widodo, akan dicari-cari. "Nanti di sana dikulik-kulik, nanti terjadi respons-respons yang tidak bagus," kata Siti. "Mereka juga bisa di-sue secara hukum." [tempo]