• Jelajahi

    Copyright © Jakarta Report
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Pelajaran dari Italia, dari Pusat Wabah Kini Jadi Model Pengendalian Covid-19

    23 Juni 2021, 22:27 WIB Last Updated 2021-06-23T15:33:37Z


    Setelah awal yang buruk, Italia menjadi lebih baik atau setidaknya konsisten dengan kebijakan penguncian (lockdown) yang dipilihnya.  

    Pemerintah Italia mengikuti panduan dari komite teknis dan ilmiah. Dokter-dokter lokal, rumah sakit-rumah sakit, dan kewenangan kesehatan mengumpulkan lebih dari 20 indikator pada virus secara harian dan mengirimkannya ke otoritas wilayah. 

    Kemudian, mereka melanjutkannya ke Institut Kesehatan Nasional. Hasilnya berupa sinar-X (X-ray) mingguan yang menggambarkan kondisi kesehatan di negara yang menjadi dasar keputusan akan kebijakan.  

    Proses ini merupakan perjalanan yang panjang dari kondisi panik dan hampir mengalami kolaps pada Maret lalu. Minggu ini, parlemen memberikan suara untuk memperpanjang kekuatan darurat pemerintah hingga 15 Oktober setelah Perdana Menteri Giuseppe Conte mendesak agar negara tidak melonggarkan penjagaannya.

    Kewenangan ini memungkinkan pemerintah menjaga pembatasan dan merespons dengan cepat, termasuk penguncian (lockdown), apabila ada klaster baru. "Melihat situasi di Perancis, Spanyol, Balkan, berarti virus belum benar-benar hilang. (Virus) dapat dapat kembali kapanpun," kata Asisten Direktur Jenderal Inisiasi Strategis WHO, Ranieri Guerra.

    Mengedepankan nyawa di atas ekonomi Kebijakan penguncian yang dilakukan oleh Italia memang menimbulkan kerugian ekonomi. Selama tiga bulan, bisnis dan restoran ditutup, pergerakan sangat dibatasi, dan pariwisata ditahan. 

    Italia diperkirakan kehilangan sekitar 10 persen dari PDB tahun ini. Namun, pada suatu titik, dengan virus yang mengancam dan dapat menjadi tidak terkontrol, kewenangan di Italia mengedepankan nyawa di atas ekonomi

    "Kesehatan warga Italia berada dan akan selalu menjadi prioritas," kata Conte. Strategi penghentian kegiatan ini bukannya tanpa kritik. Akan tetapi, kebijakan tersebut terbukti lebih bermanfaat daripada membuka kembali ekonomi saat kondisi virus masih mewabah sebagaimana di negara-negara lain seperti AS, Brazil, atau Meksiko.

    Pembukaan kembali Setelah melakukan penguncian, Italia mulai membuka kegiatannya kembali secara bertahap.  Lockdown di Italia memiliki efek sekunder, yaitu mengurangi volume virus yang menyebar di masyarakat.  Selain itu, mengurangi kemungkinan kontak dari seseorang yang pernah terpapar.

    Pada akhir penguncian, sirkulasi virus menurun tajam dan di beberapa daerah, terlihat hampir tidak ada penularan sama sekali.  Beberapa dokter Italia meyakini bahwa virus tersebut berperilaku berbeda di Italia saat ini. 

    Dokter Penyakit Menular Matteo Bassetti berpendapat bahwa virus mungkin telah melemah. Namun demikian, pendapat ini belum terbukti. 

    Sebagian besar pakar kesehatan mengatakan bahwa kondisi wabah atau karakter virus masih belum pasti. Untuk itu, saat pemerintah mempertimbangkan keputusan pembukaan klub malam, festival, hingga perjalanan pesiar, mereka memohon agar negara tidak melonggarkan penjagaannya.  

    "Bahkan jika situasinya lebih baik daripada negara lain, kita harus terus bersikap hati-hati," kata Dr Rezza dari Institut Kesehatan Nasional. 


    Sumber: KOMPAS

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini