Masjid yang sedang dibangun di Jalan Depo, Petra Jaya menyimpan sejarah tersendiri. Pasalnya, masjid tersebut dibangun oleh keluarga korban yang tewas dalam kecelakaan MH17 Malaysia pada 2014.
Sebagaimana dilansir Harian Metro, Senin (7/1/2019), masjid yang hampir rampung pembangunannya itu diberi nama Al-Ghazali. Uang pembangunan masjid tersebut berasal dari dana kompensasi yang diterima keluarga korban kecelakaan pesawat MH17.
Tahap awal pembangunan Masjid Al-Ghazali meliputi ruang sholat utama, ruang sholat wanita, toilet, ruang wudhu, kantor dan tempat parkir.
Masjid yang dibangun dengan biaya sekitar RM3,5 juta itu mampu menampung 450 jamaah sekaligus.
“Anggota keluarga terdekat korban dengan suara bulat menyerahkan uang kompensasi dari semua korban untuk mendanai pembangunan masjid tersebut,” ungkap salah satu keluarga korban.
Kecelakaan MH17 tahun 2914 telah menewaskan 283 penumpang dan 15 kru dari 10 negara berbeda.
Tim Investigasi Gabungan (JIT) dari Malaysia, Belanda, Australia, Belgia, dan Ukraina –tetapi tanpa Rusia– mencapai vonis kontroversial: Moskow yang melakukannya.
Sejak kasus itu mencuat, Rusia telah membantah tuduhan dari JIT, termasuk lewat penjelasan baru-baru ini yang dipresentasikan oleh juru bicara Kemhan Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov, dan kepala Direktorat Rudal dan Artileri Utama, Letnan Jenderal Nikolai Parshin. [ameera/arrahmah.com]
Sebagaimana dilansir Harian Metro, Senin (7/1/2019), masjid yang hampir rampung pembangunannya itu diberi nama Al-Ghazali. Uang pembangunan masjid tersebut berasal dari dana kompensasi yang diterima keluarga korban kecelakaan pesawat MH17.
Tahap awal pembangunan Masjid Al-Ghazali meliputi ruang sholat utama, ruang sholat wanita, toilet, ruang wudhu, kantor dan tempat parkir.
Masjid yang dibangun dengan biaya sekitar RM3,5 juta itu mampu menampung 450 jamaah sekaligus.
“Anggota keluarga terdekat korban dengan suara bulat menyerahkan uang kompensasi dari semua korban untuk mendanai pembangunan masjid tersebut,” ungkap salah satu keluarga korban.
Kecelakaan MH17 tahun 2914 telah menewaskan 283 penumpang dan 15 kru dari 10 negara berbeda.
Tim Investigasi Gabungan (JIT) dari Malaysia, Belanda, Australia, Belgia, dan Ukraina –tetapi tanpa Rusia– mencapai vonis kontroversial: Moskow yang melakukannya.
Sejak kasus itu mencuat, Rusia telah membantah tuduhan dari JIT, termasuk lewat penjelasan baru-baru ini yang dipresentasikan oleh juru bicara Kemhan Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov, dan kepala Direktorat Rudal dan Artileri Utama, Letnan Jenderal Nikolai Parshin. [ameera/arrahmah.com]