Sri Mulyani kembali mendapat anugerah menteri keuangan terbaik. Kali ini, majalah keuangan The Banker menganugerahinya gelar Finance Minister of The Year 2019 Global and Asia Pacific.
Namun demikian, anugerah ini tidak berbanding lurus dengan kondisi di dalam negeri. Sebab, banyak anggaran di kementerian/lembaga yang diperketat. Misalnya saja anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengeluhkan anggaran BNPB yang semakin turun dari tahun ke tahun. Di tahun ini anggaran BNPB hanya Rp 610 miliar.
Menanggapi hal tersebut, ekonom senior DR. Rizal Ramli angkat suara. Menurutnya, gelar yang diraih Menteri Sri merupakan hal yang wajar. sebab, Sri merupakan menteri yang menguntungkan lembaga peminjaman asing.
“Sudah tentu, karena memang sangat untungkan mereka. Yield surat utang Indonesia termasuk tertinggi di dunia (8,5 persen) dan rajin bayar utang. Kalau perlu kasih kecil anggaran BNPB atau kasih rendah biaya asuransi bencana, dan lain-lain,” tegasnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (3/1).
Kondisi ini tentu berbeda dengan menkeu-menkeu hebar di negara maju Asia, seperti Singapura, Korsel, Jepang dan lainnya yang tidak pernah mendapat hadiah menteri keuangan terbaik. Ini lantaran mereka pelit dengan lembaga peminjaman asing.
“Mereka tekan yield utang kepada kreditor serendah mungkin. Mereka selalu berupaya untuk menguntungkan rakyatnya, meminjam dengan bunga serendah mungkin,” terang Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu.
“Sri Mulyani justru sebaliknya. Berikan yield setinggi mungkin sangat untungkan bankir international,” tutup Rizal Ramli. [rmol]
Namun demikian, anugerah ini tidak berbanding lurus dengan kondisi di dalam negeri. Sebab, banyak anggaran di kementerian/lembaga yang diperketat. Misalnya saja anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengeluhkan anggaran BNPB yang semakin turun dari tahun ke tahun. Di tahun ini anggaran BNPB hanya Rp 610 miliar.
Menanggapi hal tersebut, ekonom senior DR. Rizal Ramli angkat suara. Menurutnya, gelar yang diraih Menteri Sri merupakan hal yang wajar. sebab, Sri merupakan menteri yang menguntungkan lembaga peminjaman asing.
“Sudah tentu, karena memang sangat untungkan mereka. Yield surat utang Indonesia termasuk tertinggi di dunia (8,5 persen) dan rajin bayar utang. Kalau perlu kasih kecil anggaran BNPB atau kasih rendah biaya asuransi bencana, dan lain-lain,” tegasnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (3/1).
Kondisi ini tentu berbeda dengan menkeu-menkeu hebar di negara maju Asia, seperti Singapura, Korsel, Jepang dan lainnya yang tidak pernah mendapat hadiah menteri keuangan terbaik. Ini lantaran mereka pelit dengan lembaga peminjaman asing.
“Mereka tekan yield utang kepada kreditor serendah mungkin. Mereka selalu berupaya untuk menguntungkan rakyatnya, meminjam dengan bunga serendah mungkin,” terang Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu.
“Sri Mulyani justru sebaliknya. Berikan yield setinggi mungkin sangat untungkan bankir international,” tutup Rizal Ramli. [rmol]