"Pers kehilangan untuk mengolah konsep. Pers akhirnya pekerjaannya merawat boneka. Membuntuti boneka. Itu yang ada hari ini".
"Padahal Pers adalah pembuluh darah publik. Dia harus mengedarkan oksigen akal sehat ke dalam situasi kewarganegaraan. Sekarang dia berubah menjadi selang infus kekuasaan".
"Kekuasaan di infus oleh pers. Kita ada dalam keadaan tanpa akal sehat. Dulu kita punya akal sehat berlebih, sekarang akal sehat itu padam karena kecebur kolam".
"Upaya kita mengembalikan fungsi pers sebagai alat untuk mengaktifkan warga negara. Bukan untuk mengabdi pada boneka".
"Pers mengaktifkan akal sehat untuk mengontrol kedunguan bukan untuk menambah kedungungan".