Kisah preman hijrah tak hanya ada di layar kaya. Di dunia nyata, kisah itu benar-benar ada. Adalah Indra Baskoro alias Tumpi (32), sang preman jalanan yang memutuskan hijrah dan kini menjadi pengawal ulama. Sungguh drastis perubahan jalan hidupnya.
Kisah preman hijrah ini bermula dari kejenuhan Tumpi hidup bergelimang dosa. Narkoba, miras dan perkelahian menjadi sajian dalam kesehariannya selama puluhan tahun.
Kehidupan keras jalanan membuat dia tak mampu mengontrol emosinya. Saat kelas delapan sekolah menengah pertama (SMP) dia pun dikeluarkan dari sekolah lantaran memukul gurunya.
Sejak saat itu, Tumpi bersahabat dengan miras dan narkotika jenis pil koplo. Dalam sehari, bisa sampai sepuluh butir pil koplo ia konsumsi. Bahkan, sekira tiga tahun lalu, bapak empat anak itu menato hampir seluruh bagian tubuhnya termasuk bagian wajahnya. “Biar terlihat garang saja ketika saya menato wajah saya, orang lain jadi takut,” kata Tumpi, seperti dikutip dari Solopos.
Benar saja, Tumpi semakin mengukuhkan diri sebagai preman yang disegani. Nyaris tiada hari yang dilewatkan tanpa perkelahian, miras dan narkotika. Saking seringnya berulah Tumpi beberapa kali menjadi buron polisi, hingga akhirnya pernah sekali tertangkap aparat Polsek Banjarsari karena membuat onar usai mabuk, sebelum memutuskan menjadi preman hijrah.
>>> LANJUT HALAMAN 2
Kisah preman hijrah ini bermula dari kejenuhan Tumpi hidup bergelimang dosa. Narkoba, miras dan perkelahian menjadi sajian dalam kesehariannya selama puluhan tahun.
Kehidupan keras jalanan membuat dia tak mampu mengontrol emosinya. Saat kelas delapan sekolah menengah pertama (SMP) dia pun dikeluarkan dari sekolah lantaran memukul gurunya.
Sejak saat itu, Tumpi bersahabat dengan miras dan narkotika jenis pil koplo. Dalam sehari, bisa sampai sepuluh butir pil koplo ia konsumsi. Bahkan, sekira tiga tahun lalu, bapak empat anak itu menato hampir seluruh bagian tubuhnya termasuk bagian wajahnya. “Biar terlihat garang saja ketika saya menato wajah saya, orang lain jadi takut,” kata Tumpi, seperti dikutip dari Solopos.
Benar saja, Tumpi semakin mengukuhkan diri sebagai preman yang disegani. Nyaris tiada hari yang dilewatkan tanpa perkelahian, miras dan narkotika. Saking seringnya berulah Tumpi beberapa kali menjadi buron polisi, hingga akhirnya pernah sekali tertangkap aparat Polsek Banjarsari karena membuat onar usai mabuk, sebelum memutuskan menjadi preman hijrah.
>>> LANJUT HALAMAN 2