• Jelajahi

    Copyright © Jakarta Report
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Mengenang Ciptaan BJ Habibie, Pahlawan Penerbangan Indonesia

    10 November 2019, 11:10 WIB Last Updated 2019-11-10T04:12:24Z
    Peringatan Hari Pahlawan jatuh pada 10 November mendatang. Biasanya, sejumlah tokoh ramai-ramai mendatangi Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan untuk tabur bunga dan mengheningkan cipta.

    Definisi 'pahlawan' tidak selalu identik dengan individu atau sekelompok orang yang bertaruh nyawa untuk membela Tanah Air. Namun, dapat mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia.

    Pada sektor teknologi, Indonesia patut berbangga karena memiliki pahlawan yang mempelopori lahirnya pesawat buatan sendiri yakni Bacharudin Jusuf (BJ) Habibie. Meski pria yang akrab dipanggil Eyang ini telah tiada, tetapi jasa-jasanya akan terus dikenang.


    Daftar Pesawat Karya Tangan Dingin Habibie:

    Pesawat R80

    Salah satu sumbangsih Habibie untuk industri penerbangan Indonesia adalah pesawat R80. Dia merancang R80 untuk penerbangan jarak pendek hingga menengah.

    Pesawat R80 mampu mengangkut 80-90 penumpang dengan dimensi panjang 32,3 meter dengan lebar sayap 3,05 meter dan tinggi 8,5 meter. Pesawat ini juga dapat melesat dengan kecepatan maksimal 330 knots atau sekitar 611 kilometer per jam.

    Pesawat R80 diketahui sudah masuk dalam PSN sesuai dengan terbitnya Peraturan Presiden (Pespres) Nomor 58 Tahun 2017 tentang Proyek Strategis Nasional.

    Pesawat buatan PT Regio Aviasi Industri (RAI) ini dijadwalkan bakal mengudara pada 2022 mendatang usai melalui serangkaian sertifikasi agar dinyatakan layak terbang. Sementara pesawat akan diproduksi secara massal tahun 2025.

    Pesawat N-250

    Habibie diketahui juga sempat merancang pesawat bernama N-250 saat dia diminta kembali ke Indonesia oleh mantan Presiden Soeharto. Pada 1995 prototipe pesawat N-250 PA-1 versi Gatotkaca yang sanggup mengangkut 50 penumpang melakukan terbang perdana disaksikan Soeharto.

    N-250 awalnya merupakan pesawat untuk penerbangan sipil yang dibangun oleh Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), sekarang bernama PT Dirgantara Indonesia. Namun proyek ini sempat dihentikan oleh Soeharto pada 1998 atas rekomendasi International Monetary Fund (IMF).

    Proyek N-250 merupakan cikal bakal lahirnya pesawat lain buatan Indonesia, yaitu R80 yang diproduksi PT Regio Aviasi Industri (RAI). Perusahaan ini didirikan Habibie bersama putranya, Ilham Habibie.

    Pesawat Lockheed Martin C-130 Hercules

    Model ini merupakan pesawat bermesin empat turboprop sayap tinggi yang punya fungsi membantu tugas militer. Pesawat ini sanggup mengangkut berbagai macam kargo dan mampu mendarat di landasan terbatas.

    Karya Habibie lain adalah VTOL ( Vertical Take Off & Landing ) Pesawat Angkut DO-31, Hansa Jet 320, Airbus A-300 yang mampu menampung 300 penumpang, CN-235, Helikopter BO-105, Multi Role Combat Aircraft (MRCA).

    Habibie Rumuskan Teori 'Crack' Saat Kuliah di Jerman

    Pria kelahiran Parepare, 25 Juni 1936 ini tidak hanya menghasilkan karya dalam bentuk fisik tetapi juga berupa teori yakni progression crack theory atau teori keretakan.

    Saat mengemban studi di Institut Teknologi Rhine-Westphalia Utara di Aachen, Jerman, Habibie muda menemukan cara untuk mengantisipasi struktur badan pesawat yang membuatnya menjadi lebih kuat. Temuannya itu mampu mengantisipasi kecelakaan dengan meningkatkan faktor keselamatan penerbangan.

    Teori itu mampu mengkalkulasikan keretakan pesawat karena proses terbang landas dan mampu merancang bangun desain pesawat modern untuk menghindari kecelakaan.

    Di era itu industri pesawat terbang dihadapkan pada kebuntuan karena adanya kerusakan pesawat yang kerap tidak terdeteksi. Keretakan terjadi akibat fatigue atau kelelahan pada struktur pesawat yang tak terlihat. Akibatnya, angka kecelakaan pesawat terhitung tinggi.

    Tutup Usia Pada Rabu, 11 September 2019

    Bacharuddin Jusuf Habibie meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta Pusat pada usia 83 tahun.

    Habibie sebelumnya dirawat di ruang Cerebro Intensive Care Unit (CICU) Paviliun Kartika RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat sejak 1 September 2019.

    Ketua Tim Dokter Kepresidenan (TDK) Prof. dr. Azis Rani menyebutkan selama dirawat, Habibie ditangani tim dokter spesialis dengan berbagai bidang keahlian, seperti jantung, 
    penyakit dalam, dan ginjal.




    Sumber: [cnn indonesia]
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Palestina

    +