• Jelajahi

    Copyright © Jakarta Report
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Tito Karnavian Dulu dan Kini, Semoga Allah swt beri Keistiqomahan

    30 November 2019, 17:03 WIB Last Updated 2019-11-30T10:05:01Z
    Sebuah unggahan video dari netijen memperlihat pernyataan Tito Karnavian soal FPI. Adalah akun @FahmiAttamimi5 yang mengunggah dan mencuitkan:

    "Pernyataan pak tito karnavian..sebelum menjadi Mendagri. Semoga beliau Istiqomah"

    Dalam caption yang tertera dalam video nampak tertulis kutipan dari Mantan Jenderal Tito Karnavian yang kini tengah menjabat Menteri Dalam Negeri Kabinet Indonesia Maju 2019 - 2024:

    "FPI adalah Ormas Islam yang Sangat Toleran"

    Berikut unggahan Video tersebut yang viral di media sosial:

    Unggahan tersebut pun dikomentari Mantan Wakil Ketua DPR yang juga pendiri Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah. Fahri mengatakan:

    "Pak Tito aja puji kok....😃"


    Komentar Fahri Hamzah pun ramai dikomentari warganet lain dengan pesimis:





    Sebelumnya sebagaimana dilansir Suara.Com Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian masih mempermasalahkan kata Khilafah, Hisbah, dan Jihad dalam AD/ART Front Pembela Islam.

    Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengemukakan sejumlah alasan yang membuat proses perpanjangan Surat Keterangan Terdaftar Front Pembela Islam (SKT FPI) tidak kunjung usai.

    Meski Tito mengetahui telah ada kesepakatan antara Kementerian Agama (Kemenag) dan FPI yang menyatakan menerima dan setia terhadap NKRI dan Pancasila, namun masih ada kendala di dalam AD/ART ormas tersebut.

    “Di AD/ART itu di sana disampaikan bahwa visi dan misi organisasi FPI adalah penerapan Islam secara kafah di bawah naungan Khilafah Islamiyah, melalui pelaksanaan dakwah penegakan hisbah dan pengawalan jihad. Ini yang sedang didalami lagi oleh Kementerian Agama karena ada pertanyaan yang muncul, karena ini ada kabur-kabur bahasanya,” ujar Tito saat rapat kerja di Komisi II DPR RI, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta pada Kamis (28/11/2019).

    Tito mengemukakan, penggunaan kata 'Khilafah Islamiyah' yang terdapat dalam AD/ART FPI sangat sensitif karena bisa berarti dan bermaksud lain.

    “Kata-kata khilafahnya kan sensitif, apakah biologis Khilafah Islamiah ataukah membentuk sistem negara? Kalau sistem negara bertentangan dengan prinsip NKRI ini,” ujar Tito.

    Selain kata Khilafah Islamiyah, penggunaan kalimat untuk melaksanakan dan menegakkan hisbah, semisal menegakkan hukum sendiri juga dipertanyakan Tito. Selanjutnya, kalimat pengawalan jihad juga mendapat sorotan karena rentan disalah mengerti oleh anggota maupun kelompok masyarakat di akar rumput.

    “Kita melihat ini menjelang Natal, dulu pernah menjelang Natal, sweeping atribut Natal. Pernah kemudian ada macam-macam, ada perusakan tempat hiburan dan lain-lain dalam rangka penegakkan hisbah. Nah, ini perlu diklarifikasi karena kalau itu dilakukan bertentangan Sistem Hukum Indonesia,” ujar Tito.

    “Karena enggak boleh ada ormas yang melakukan penegakkan hukum sendiri, harus ada instansi penegak hukum yang melalukannya,” katanya.


    Tags: #Nasional #FrontPembelaIslam | Referensi: Suara.Com
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini