Beredar viral video pernyataan sikap Ummat Islam Sulawesi Utara atas Pengrusakan Masjid Al Hidayah sebagaimana diunggah akun @intanRatuaja12 berikut ini :
Unggahan tersebut ramai dikomentari Netijen alias warganet lain, diantaranya:
Sebelumnya, sebagaimana dilansir detik.com, Kabid Humas Polda Sulut Kombes Jules Abraham Abast mengatakan peristiwa perusakan itu benar terjadi. Namun, kata Kombes Jules, yang dirusak bukanlah musala.
"Bukan perusakan masjid atau musala. Itu perusakan balai pertemuan. Itu sebenarnya balai pertemuan umat muslim di Perum Griya Agape, Desa Tumalunto, Kauditan, Minahasa Utara," kata Kombes Jules ketika dimintai konfirmasi, Kamis (30/1/2020).
Soal masalah balai pertemuan yang dijadikan musala di Perumahan Griya Agape ini sebenarnya bukan masalah baru. Pada Juli 2019, ibadah umat Islam di balai pertemuan itu dihentikan kepala desa karena tak mengantongi izin. Tempat itu berizin balai pertemuan, bukan musala.
Kembali ke peristiwa yang terjadi baru-baru ini, perusakan terhadap balai pertemuan itu terjadi Rabu (29/1) kemarin, sekitar pukul 18.20 Wita. Awal kejadian, warga sekitar mendatangi balai pertemuan itu untuk menanyakan perizinan sebagai tempat ibadah.
"Memang datang warga masyarakat, dari sekitar Perum Griya Agape ke balai pertemuan umat muslim Al Hidayah, menanyakan terkait perizinan tempat ibadah tersebut. Namun dari warga yang ada di balai pertemuan tersebut terjadi perdebatan dan tidak bisa menunjukkan perizinan karena itu memang belum ada izin menjadi tempat ibadah, karena itu memang bukan tempat ibadah," tutur Kombes Jules.
Perdebatan antara warga dan pengurus balai menghangat hingga akhirnya terjadi perusakan. Setelah perusakan, lalu digelar rapat antara Forkompimda Minahasa Utara dan Sulut.
Hasil pertemuan itu adalah:
- Surat perizinan tempat pertemuan menjadi tempat ibadah akan dilakukan pengurusan secara resmi, diproses oleh Pemkab Minahasa Utara.
- Jika perizinan sudah lengkap, bupati akan menandatangani perizinan.
- Akan dilakukan perbaikan di balai pertemuan umat Islam oleh masyarakat, termasuk TNI-Polri akan membantu.
- Sambil menunggu perizinan, sementara umat Islam di lingkungan tersebut beribadah di rumah masing-masing.
Soal perusakan, polisi tetap akan memproses hukum. Sudah ada seorang warga yang diduga provokator.
"Dia diduga memprovokasi dan melakukan perusakan. Setelah cukup bukti dan lain-lain, kita akan memproses juga pelaku lainnya. Proses itu kami lakukan. Kita tidak melihat itu tempat apa, tapi intinya terjadi perusakan diduga pelakunya lebih dari satu, tersangka lain akan dilakukan upaya penangkapan jika sudah bukti," ujar Kombes Jules seraya menegaskan Laskar Manguni Indonesia tak terkait dengan perusakan itu.
"Kepada seluruh masyarakat untuk tidak terpancing dengan isu-isu provokasi yang berkembang. Sampai saat ini situasi kondusif," pungkas Kombes Jules.
Pernyataan sikap umat Islam di Sulawesi Utara atas kejadian pengrusakan mesjid Al Hidayah di perum Agape Desa Tumaluntung Minahasa Utara..— Intan queenna (@intanRatuaja12) January 30, 2020
Allahu Akbar..✊ pic.twitter.com/06GZuC8UO3
Unggahan tersebut ramai dikomentari Netijen alias warganet lain, diantaranya:
Sbg umat muslim wajib hukumnya membela agama.. tp lebih utama mendahulukan perdamaian di atas segalanya,, stay calm berikan kesempatan utk pr penegak hukum dan pemerintah utk bertindak lbih dl, siap siaga tak harus grusa grusu— Robot remote ilang (@WRistiono) January 30, 2020
Yg utama aparat harus tegas, perusakan rumah ibadah milik umat apapun tidak dpt dibenarkan apapun alasannya...— Jurnalis independen (@Thinks_1st) January 30, 2020
Siapapun yang merusak rumah ibadah apapun adalah orang gila. Karena rumah ibadah adalah tempat orang mendekatkan diri pada Tuhannya, bukan pada setan.— Risvan A. Mukomuko (@MukomukoRa) January 30, 2020
Sebelumnya, sebagaimana dilansir detik.com, Kabid Humas Polda Sulut Kombes Jules Abraham Abast mengatakan peristiwa perusakan itu benar terjadi. Namun, kata Kombes Jules, yang dirusak bukanlah musala.
"Bukan perusakan masjid atau musala. Itu perusakan balai pertemuan. Itu sebenarnya balai pertemuan umat muslim di Perum Griya Agape, Desa Tumalunto, Kauditan, Minahasa Utara," kata Kombes Jules ketika dimintai konfirmasi, Kamis (30/1/2020).
Soal masalah balai pertemuan yang dijadikan musala di Perumahan Griya Agape ini sebenarnya bukan masalah baru. Pada Juli 2019, ibadah umat Islam di balai pertemuan itu dihentikan kepala desa karena tak mengantongi izin. Tempat itu berizin balai pertemuan, bukan musala.
Kembali ke peristiwa yang terjadi baru-baru ini, perusakan terhadap balai pertemuan itu terjadi Rabu (29/1) kemarin, sekitar pukul 18.20 Wita. Awal kejadian, warga sekitar mendatangi balai pertemuan itu untuk menanyakan perizinan sebagai tempat ibadah.
"Memang datang warga masyarakat, dari sekitar Perum Griya Agape ke balai pertemuan umat muslim Al Hidayah, menanyakan terkait perizinan tempat ibadah tersebut. Namun dari warga yang ada di balai pertemuan tersebut terjadi perdebatan dan tidak bisa menunjukkan perizinan karena itu memang belum ada izin menjadi tempat ibadah, karena itu memang bukan tempat ibadah," tutur Kombes Jules.
Perdebatan antara warga dan pengurus balai menghangat hingga akhirnya terjadi perusakan. Setelah perusakan, lalu digelar rapat antara Forkompimda Minahasa Utara dan Sulut.
Hasil pertemuan itu adalah:
- Surat perizinan tempat pertemuan menjadi tempat ibadah akan dilakukan pengurusan secara resmi, diproses oleh Pemkab Minahasa Utara.
- Jika perizinan sudah lengkap, bupati akan menandatangani perizinan.
- Akan dilakukan perbaikan di balai pertemuan umat Islam oleh masyarakat, termasuk TNI-Polri akan membantu.
- Sambil menunggu perizinan, sementara umat Islam di lingkungan tersebut beribadah di rumah masing-masing.
Soal perusakan, polisi tetap akan memproses hukum. Sudah ada seorang warga yang diduga provokator.
"Dia diduga memprovokasi dan melakukan perusakan. Setelah cukup bukti dan lain-lain, kita akan memproses juga pelaku lainnya. Proses itu kami lakukan. Kita tidak melihat itu tempat apa, tapi intinya terjadi perusakan diduga pelakunya lebih dari satu, tersangka lain akan dilakukan upaya penangkapan jika sudah bukti," ujar Kombes Jules seraya menegaskan Laskar Manguni Indonesia tak terkait dengan perusakan itu.
"Kepada seluruh masyarakat untuk tidak terpancing dengan isu-isu provokasi yang berkembang. Sampai saat ini situasi kondusif," pungkas Kombes Jules.