• Jelajahi

    Copyright © Jakarta Report
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    17 Ramadhan: Peristiwa Pembunuhan Ali bin Abu Thalib

    11 Mei 2020, 17:07 WIB Last Updated 2020-05-11T10:07:44Z
    Langkah berani dan tegas Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib memerangi orang-orang Khawarij di Nahrawan menimbulkan dendam di kalangan para pemberontak ini. Sampai akhirnya muncullah peristiwa yang mengantarkan sepupu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ini menyandang syahid di akhir hayat.

    Ibnu Jarir dan sejarawan lainnya mengisahkan, ada tiga orang Khawarij berkumpul. Mereka adalah Abdurrahman bin Amr. Yang dikenal dengan Ibnu Muljam. Al-Barrak bin Abdullah. Dan Amr bin Bakr. Mereka bercerita, mengenang teman-teman mereka di Nahrawan. Salah seorang di antara mereka berkata, “Apa yang kita lakukan sepeninggal mereka? Mereka adalah sebaik-baik manusia. Yang paling banyak shalatnya. Mengajak manusia kepada Allah. Tidak takut cemoohan orang-orang yang mencela dalam menegakkan agama Allah. Bagaimana kalau kita tebus dengan mendatangi pemimpin-pemimpin yang sesat itu. Kemudian kita bunuh mereka. Sehingga kita membebaskan negara dari kejahatan mereka. Dan kita balaskan kematian teman-teman kita.”

    Ibnu Muljam berkata, “Aku akan menghabisi Ali bin Abu Thalib.”

    al-Barrak bin Abdullah menyambut, “Aku akan membunuh Muawiyah bin Abu Sufyan.”

    Dan Amr bin Bakr berkata, “Aku yang menghabisi Amr bin al-Ash.”

    Mereka berikrar. Mengikat perjanjian untuk tidak mundur dari rencana busuk itu sampai masing-masing berhasil membunuh targetnya atau terbunuh dalam misi tersebut. Mereka hunuskan pedang sambil menyebut nama-nama target masing-masing. Operasi pembunuhan ini akan dilaksanakan pada 17 Ramadhan 40 H. Berangkatlah tiga orang celaka ini menuju para sahabat yang mulia itu.

    Ibnu Muljam berangkat ke Kufah. Di sana ia menyembunyikan identitasnya. Sampai pun kepada pemberontak yang dulu turut bersamanya di Perang Nahrawan. Saat itu pula hadir seorang wanita cantik, yang ayah dan kakaknya tewas oleh pasukan Ali di Nahrawan. Namanya Qathami. Ibnu Muljam mencoba meminangnya. Qathami mau menerima pinangan itu dengan beberapa syarat. Yaitu: mahar tiga ribu dirham, seorang pembantu, budak wanita, dan membunuh Ali bin Abu Thalib. Ibnu Muljam berkata, “Engkau pasti mendapatkan persyaratanmu itu. Demi Allah, aku datang ke kota ini memang untuk tujuan membunuh Ali.”

    Semakin dekatlah hari dimana Ibnu Muljam hendak melaksanakan misinya. Istrinya menyertakan laki-laki dari kaumnya yang bernama Wardan untuk melindungi suaminya. Kemudian Ibnu Muljam merekrut Syabib bin Barjah yang juga merupakan veteran Perang Nahrawan. Awalnya Syabib menolak karena kedudukan Ali bin Abu Thalib. Tapi ia berteman dengan orang yang salah. Ibnu Muljam berhasil membujuknya. Menumpahkan darah laki-laki shaleh dan ahlul bait Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

    Masuklah bulan Ramadhan. Ibnu Muljam menginstruksikan misi akan dilaksanakan pada tanggal 17 Ramadhan. “Malam itulah aku membuat kesepatakan dengan teman-temanku untuk membunuh target masing-masing,” kata Ibnu Muljam. (ar)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Palestina

    +