• Jelajahi

    Copyright © Jakarta Report
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    China Mulai Kewalahan Tangani Virus Corona, Netjien: Kehancuran Kesombongan China

    10 Februari 2020, 23:08 WIB Last Updated 2020-02-10T16:11:38Z
    Korban terus berjatuhan, China mulai kewalahan tangani Virus Corona. Hal tersebut tetap tidak membuat Netijen (plesetan dari Netizen) lupa akan kesombongan China. Bahwa apa yang menimpa China saat ini tidak lebih balasan dari Tuhan atas kezaliman mereka kepada Agama dan Kemanusiaan.

    Ditambah bagaimana deklarasi kesombongan China, bahwa tidak akan ada yang mampu menggoyang atau mengalahkan kekuatan China. Ketauhilah, setelah deklarasi kesombongan tersebut... BOOM!! Virus Corona meledak. Korban berjatuhan.

    Media-media di Indonesia sudah merilis korban sudah sampai angka 908 orang tewas.

    Berikut komentar dan opini para Netijen yang dirangkum melalui jejaring Media Sosial Twitter :





    Sebelumnya sebagaimana dilansir Sindonews.com berikut ini, pemerintah China tampak mulai kewalahan dalam menangani virus corona yang telah menewaskan sedikitnya 811 orang dan telah melampaui jumlah korban epidemik SARS pada 2002/2003. Jumlah korban yang terinfeksi virus corona juga telah mencapai 37.198 kasus dan telah menyebar ke berbagai penjuru China.

    Optimisme yang pernah digaungkan Pemerintah China saat virus corona awal merebak kini sudah berubah menjadi pesimisme. Pemerintah Provinsi Hubei tetap meliburkan sekolah hingga 1 Maret mendatang untuk mengantisipasi wabah virus corona menyebar lebih luas. Otoritas meminta pengusaha untuk memperpanjang liburan hingga 10 hari. Hal ini menyebabkan banyak kota di China menjadi kota hantu dalam dua pekan terakhir.

    Kementerian Keuangan China pun menyediakan anggaran besar mencapai senilai USD10,26 miliar untuk memerangi virus corona. Dana tersebut digunakan untuk pemeriksaan dan perawatan warga yang terinfeksi virus mematikan tersebut.

    Kepercayaan Badan Kesehatan Dunia (WHO) kepada Pemerintah China yang diyakini bisa mengatasi virus corona pun mulai memudar. Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus memimpin penyelidikan wabah virus corona. Tedros akan memimpin para pakar dari Pusat Kontrol Penyakit (CDC) Amerika Serikat guna menyelidiki wabah virus corona. "Kita berharap demikian (penyelidikan bersama-sama)," kata Tedros.

    Di tengah kondisi ini, jutaan warga China juga mulai frustrasi dan tidak lagi percaya kepada pemerintah dalam menangani virus corona. Kekecewaan itu antara lain disampaikan dalam situs jejaring sosial Weibo. “Yang membuat frustrasi adalah hanya ada data resmi,” kritik salah satu pengguna Weibo. Para pengguna lainnya mengkritik tidak bisa membeli masker dan kewajiban harus bekerja kembali. “Lebih dari 20.000 dokter dan perawat dari berbagai penjuru China dikirim ke Hubei. Kenapa jumlah korban terus bertambah?” Pengguna Weibo lainnya memberikan tanggapan.

    Jumlah korban yang terinfeksi virus corona pada Sabtu lalu menurun hingga 2.656 kasus. Sebanyak 2.147 kasus berada di Provinsi Hubei.

    Hingga tadi malam, merujuk data dari Sekretariat Kantor Staf Presiden (KSP), jumlah korban virus korona di China mencapai 37.229 kasus. Adapun total kasus di seluruh dunia mencapai 37.589. Sebanyak 814 orang tewas dan 2.860 berhasil disembuhkan.

    Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional China menyatakan pemerintah kini menghadapi kurangnya pasokan obat-obatan dan peralatan medis. Mereka menyatakan penyediaan peralatan pemeriksaan, obat, dan vaksin akan didorong secepatnya untuk diproduksi secara massal. Sebelumnya Deputi Gubernur Hubei Cao Guangjing menyatakan peralatan pelindung bagi paramedis mengalami kekurangan sehingga membahayakan keselamatan mereka.


    Dampak perekonomian China akibat virus corona diperkirakan akan terus memburuk. Pasar saham melorot drastis dan investor lari meninggalkan China. Pengusaha memilih investasi yang aman seperti emas dan mata uang Jepang yen. Sebagian perusahaan pun masih tutup dan pekerja kerah putih memilih bekerja dari rumah.

    >>> Lanjut Halaman 2
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Palestina

    +