Kata Gue sih keren, Tim Medis untuk Evakuasi WNI di Wuhan, China. Banyak dokter spesialisnya. Mudah-mudahan dengan potensi seperti ini, Tim Evakuasi benar-benar mumpuni untuk mengevakuasi WNI di Wuhan.
Hal ini terlihat sebagaimana dilansir cnnindonesia.com, kru penjemput yang enggan disebut namanya itu tak tampak tegang. Menurutnya ini adalah tugas yang memang harus dijalankan ketika sudah ditunjuk untuk bertugas ke wilayah, meski itu wilayah paling bahaya sekalipun.
"Ya siap saja, kan namanya juga tugas," kata pria tersebut, sambil tersenyum santai.
Dia mengaku diberangkatkan ke Wuhan untuk menjemput WNI yang telah terjebak beberapa lama setelah Virus Corona menyebar di wilayah itu sebagai petugas Medis.
Pria ini mengaku memiliki keahlian sebagai spesialis dokter kandungan. Dari nametag tas yang tertulis memang terlihat jelas bahwa pria tersebut adalah dokter spesialis dari RSPAD Gatot Subroto.
"Saya kebetulan spesialis kandungan," kata dia.
Bersama dia, ada empat dokter spesialis lain yang juga ikut berangkat, yakni Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Dokter Anastesi, Dokter Paru-paru dan Dokter penyakit jantung.
Tak hanya dokter spesialis, dalam penerbangan ini juga diberangkatkan dokter umum dan satu orang perawat.
"Jadi total tenaga medis itu ada delapan orang," kata dia.
Kru penjemput sendiri total berjumlah 42 orang yang terdiri dari anggota TNI, Tim dari Kemenkes, Tim dari Kemenlu, dan kru pesawat.
Misi Kemanusiaan
Bercerita soal kesiapan, dia mengaku tak ada persiapan khusus. Ini adalah misi kemanusiaan. Bahkan dirinya mengaku baru dikabari atasan untuk berangkat ke Wuhan kemarin siang.
"Pokoknya dikabari H-1. Habis itu telepon keluarga, ya siap tidak siap memang harus siap," katanya.
Hal ini juga diamini oleh sejumlah kru penjemput lain yang juga duduk berdekatan di commuter. Mereka mengaku tak ada satu pun dari anggota yang berangkat ini mengajukan diri atau diberi tahu jauh-jauh hari.
"Tugas selalu begitu, ditunjuk. Harus siap, diberi tahu 1x24 jam," kata mereka.
Tak berapa lama, petugas bandara pun memerintahkan kami turun dari Bus. Di area penerbangan, Pesawat Batik Air sudah terparkir siap memberangkatkan para kru penjemput ini.
Mereka direncanakan tiba di Wuhan nanti malam, kemudian akan kembali terbang ke Indonesia untuk selanjutnya menjalani prosesi observasi kesehatan di Natuna.
Sebelum diberangkatkan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi banyak berpesan agar para kru ini tetap semangat dan menjaga kesehatan. "Tetap semangat dan jaga kesehatan. Keluarga menunggu di rumah," kata dia.
Tepat pukul 13.00 WIB, pesawat itu lepas landas. [cnn indonesia]
Hal ini terlihat sebagaimana dilansir cnnindonesia.com, kru penjemput yang enggan disebut namanya itu tak tampak tegang. Menurutnya ini adalah tugas yang memang harus dijalankan ketika sudah ditunjuk untuk bertugas ke wilayah, meski itu wilayah paling bahaya sekalipun.
"Ya siap saja, kan namanya juga tugas," kata pria tersebut, sambil tersenyum santai.
Dia mengaku diberangkatkan ke Wuhan untuk menjemput WNI yang telah terjebak beberapa lama setelah Virus Corona menyebar di wilayah itu sebagai petugas Medis.
Pria ini mengaku memiliki keahlian sebagai spesialis dokter kandungan. Dari nametag tas yang tertulis memang terlihat jelas bahwa pria tersebut adalah dokter spesialis dari RSPAD Gatot Subroto.
"Saya kebetulan spesialis kandungan," kata dia.
Bersama dia, ada empat dokter spesialis lain yang juga ikut berangkat, yakni Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Dokter Anastesi, Dokter Paru-paru dan Dokter penyakit jantung.
Tak hanya dokter spesialis, dalam penerbangan ini juga diberangkatkan dokter umum dan satu orang perawat.
"Jadi total tenaga medis itu ada delapan orang," kata dia.
Kru penjemput sendiri total berjumlah 42 orang yang terdiri dari anggota TNI, Tim dari Kemenkes, Tim dari Kemenlu, dan kru pesawat.
Misi Kemanusiaan
Bercerita soal kesiapan, dia mengaku tak ada persiapan khusus. Ini adalah misi kemanusiaan. Bahkan dirinya mengaku baru dikabari atasan untuk berangkat ke Wuhan kemarin siang.
"Pokoknya dikabari H-1. Habis itu telepon keluarga, ya siap tidak siap memang harus siap," katanya.
Hal ini juga diamini oleh sejumlah kru penjemput lain yang juga duduk berdekatan di commuter. Mereka mengaku tak ada satu pun dari anggota yang berangkat ini mengajukan diri atau diberi tahu jauh-jauh hari.
"Tugas selalu begitu, ditunjuk. Harus siap, diberi tahu 1x24 jam," kata mereka.
Tak berapa lama, petugas bandara pun memerintahkan kami turun dari Bus. Di area penerbangan, Pesawat Batik Air sudah terparkir siap memberangkatkan para kru penjemput ini.
Mereka direncanakan tiba di Wuhan nanti malam, kemudian akan kembali terbang ke Indonesia untuk selanjutnya menjalani prosesi observasi kesehatan di Natuna.
Sebelum diberangkatkan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi banyak berpesan agar para kru ini tetap semangat dan menjaga kesehatan. "Tetap semangat dan jaga kesehatan. Keluarga menunggu di rumah," kata dia.
Tepat pukul 13.00 WIB, pesawat itu lepas landas. [cnn indonesia]