• Jelajahi

    Copyright © Jakarta Report
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Sosialisasi Pancasila Pakai TikTok, Pengamat: BPIP Layak Dibubarkan, Netijen: Malah Bikin Pancasila Jadi Ikutan Alay

    19 Februari 2020, 17:50 WIB Last Updated 2020-02-19T11:01:58Z
    Rencana Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) akan mensosialisasikan Pancasila melalui platform media sosial seperti TikTok dinilai berlebihan.

    Pasalnya, dari rencana tersebut menjadikan Pancasila yang notabene dasar ideologi negara seolah menjadi barang mainan.

    Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedy Kurnia Syah saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (19/2).

    "Ide tersebut hemat saya latah teknologi. Pancasila bukan mainan, bukan sekedar untuk menghafal sila per sila," tegasnya.

    Menurut Dedy Kurnia Syah, ide menggunakan platform medsos untuk membumikan Pancasila dinilai tidak memiliki orientasi yang jelas. Sebab, aplikasi TikTok cenderung digunakan milenials untuk sekadar hiburan dan mainan.

    "Tidak memiliki roadmap yang jelas. BPIP semakin hari menampakkan kegagalan," kata pengamat politik asal Universitas Telkom ini.

    Atas dasar itu, Dedy Kurnia Syah sepakat jika BPIP lebih baik dibubarkan lantaran semakin terkesan tidak berfungsi. Dia menyarankan agar pembinaan ideologi Pancasila dikembalikan ke kurikulum sekolah.

    "Sangat layak dibubarkan, dan negara mengalihkan semua sumber daya BPIP ke kurikulum sekolah dan perguruan tinggi," pungkasnya. [Rakyat Merdeka Online]

    ***

    Netijen alias Warganet pun ikut bereaksi yang cenderung prihatin atas arahan Jokowi, kalau BPIP pakai Tiktok untuk Sosialisasi Pancasila, diantaranya:






    Sebelumnya sebagaimana dilansir cnnindonesia.com berikut ini, Kepala Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi mengatakan pihaknya berencana menggunakan sejumlah platform media sosial (medsos) untuk menyosialisasikan Pancasila ke generasi muda. Platform media sosial yang akan digunakan mulai dari Youtube, Blog, hingga Tiktok.

    "Alatnya itu maksud saya ada Youtube, ada Blogger, ada pokoknya medsos yang sekarang digital lah. Digital mode ini kita pakai, sehingga nanti akan ada, ya termasuk Tiktok segala macam itu," kata Yudian dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi II di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (18/2).

    Yudian mengatakan langkah itu diambil untuk menjawab permintaan Presiden Joko Widodo yang ingin BPIP fokus kepada generasi milenial. [cnnindonesia.com]
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini