• Jelajahi

    Copyright © Jakarta Report
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    [Video] Angin Puting Beliung Hantam Tulang Bawang, Lampung

    21 Mei 2020, 12:52 WIB Last Updated 2020-05-21T05:59:18Z


    Sebelumnya sebagaimana dilansir kompas.com berikut ini:

    Hempasan angin puting beliung menghancurkan puluhan rumah di Tulang Bawang, Rabu (20/5/2020). Dari video dan foto yang diterima Kompas.com, terlihat puluhan rumah warga rusak berat setelah dihantam angin puting beliung. Belasan sepeda motor tertimpa pohon tumbang. Pada foto yang beredar di WhatsApp Group (WAG), juga terlihat awan pekat seperti ombak di atas langit.

    Humas Basarnas Lampung, Deni Kurniawan mengkonfirmasi adanya bencana angin puting beliung tersebut. "Iya betul. Informasi sementara dari BPBD telah terjadi angin puting beliung," kata Deni, Rabu (20/5/2020) petang. Informasi awal dari Basarnas Lampung, bencana angin puting beliung itu terjadi di Kampung Dwi Marga Tunggal Jaya, Unit 2, Tulang Bawang pada 20 Mei 2020 sekitar pukul 13.30 WIB. Angin puting beliung juga menghempas Kampung Tri Mulya Jaya, Unit 2.

    Deni mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan jumlah korban, baik itu korban jiwa maupun luka. "Tim kami sedang menuju lokasi, nanti akan kami update perkembangannya," kata Deni.

    Penjelasan BMKG


    Awan tebal menyelimuti wilayah Tulangbawang sebelum terjadinya angin puting beliung. (Foto: Istimewa via WhatsApp)
    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Lampung mengungkap penyebab angin kencang atau puting beliung yang terjadi di Tulangbawang.

    Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Lampung, Rudi Hariyanto mengungkapkan pihaknya melakukan Analisis Meteorologi yaitu berdasarkan Analisis Regional dan Analisis Lokal.

    Secara Analisis Regional, kata Rudi, indikatornya adalah terdapat suhu muka Laut (SST) dan Pola Angin 3000 Feet.

    Adanya pengaruh suhu muka laut anomali suhu muka laut positif (hangat) mencapai +1,0 hingga +2 sehingga memicu penguapan dan pertumbuhan awan-awan di sekitar Lampung.

    “Kemudian Di Samudera Hindia sebelah barat Lampung, tumbuh sistem tekanan udara rendah 1000 mb, sehingga ada perlambatan dan pumpunan aliran massa udara di Lampung,” jelas Rudi, dalam keterangannya kepada Lampung77.com melalui WhatsApp, Kamis (21/5/2020).

    edangkan berdasarkan Analisis Lokal, Rudi mengungkapkan ada tiga indikator yang dilihat yaitu Data RH, Citra Satelit Cuaca, dan Data Radar.

    Berdasarkan data RH, lapisan 850 sampai 500 mb, diketahui bahwa menunjukkan udara sangat lembab, berkisar antara 70-95 %

    Kemudian, dari pengamatan citra satelit cuaca, awan hujan mulai terpantau tumbuh di wilayah Mesuji dan Tulang Bawang pada pukul 05.00 UTC. Lalu, satu jam kemudian pada pukul 06.00 UTC pumpunan awan meluas dan terus meluas bergerak ke arah selatan-barat.

    “Sedangkan dari data reflektivitas produk Cmax terlihat pertumbuhan awan Kumulonimbus berasal dari pertumbuhan awan Cb yang berada di sebelah Utara Lampung yang sangat signifikan. Awan Cb bergerak dan berkumpul menjadi multi sel awan Cb. Mulai pukul 04.30 UTC s.d 06.40 UTC,” jelas Rudi.

    Dari sejumlah analisa tersebut, Rudi mengungkapkan ada 4 kesimpulan terkait kondisi yang memicu terjadinya angin puting beliung di Tulangbawang.

    Berikut 4 kesimpulan tersebut:

    1. Kondisi Atmosfer pada saat terjadinya Angin kencang di Kecamatan Banjar Agung, Tulangbawang, ditemukan adanya pengaruh cuaca skala Meso seperti SST dan pola konvergendan shear angin gradien yang mendukung potensi penguapan dan perlambatan dalam proses pembentukan awan-awan Cb yang bergabung menjadi Multisel diatas wilayah Lampung bag. Utara, Tengah, Timur, Barat dan Selatan.

    2. Kondisi lokalnya, Rh lapisan 850-500 mb sangat basah berkisar antara 70-95%. Hal ini juga menjadi kontribusi pertumbuhan awan-awan hujan.

    3. Dari data Satelit dan data Radar, puncak awan Cb saat kejadian pada pukul 04.30-06.40 UTC mencapai puncaknya yaitu -40.0 s.d -82,50 C atau dari Produk CMAX 28-38dBz. Dan ini berarti merupakan kategori awan Cb yang menghasilkan hujan dengan kategori ringan hingga lebat yang disertai angin kencang.

    4. Secara umum angin kencang yang disertai hujan ringan hingga lebat yang terjadi di Kampung DWT Jaya, Kecamatan Banjar Agung, Tulang Bawang dipengaruhi adanya konvergensi dan shear yang kuat di Lampung Bagian Utara hingga Selatan.

    Rudi juga mengimbau masyarakat Lampung untuk tetap waspada terhadap dampak yang mungkin timbul di masa pancaroba saat ini.

    “Imbauan kami, bagi masyarakat Lampung di masa pancaroba ini untuk tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang mungkin timbul seperti hujan lebat, petir, angin kencang, dan puting beliung,” pungkas Rudi.

    Diberitakan Lampung77.com sebelumnya, angin puting beliung menerjang sejumlah daerah di Kabupaten Tulangbawang, Lampung, Rabu (20/5/2020) sore. Awalnya dikabarkan ada 1 orang meninggal dunia dalam peristiwa ini.

    Namun, berdasarkan informasi terbaru yang diperoleh Lampung77.com hari ini, ada dua orang yang dikabarkan meninggal dunia dalam bencana tersebut.

    Puting beliung di Tulangbawang melanda 4 Desa di Kecamatan Banjar Agung. Ratusan rumah rusak berat akibat peristiwa tersebut. (lampung77.com)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini