• Jelajahi

    Copyright © Jakarta Report
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Pencoret Musala 'Saya Kafir' di Tangerang, Pribadi Sehat, Pendiam dan Introvert

    30 September 2020, 12:32 WIB Last Updated 2020-09-30T05:41:16Z

    foto: detik.com

    Sebagaimana dilansir
    detik.com berikut ini, Pencoret musala "Saya Kafir' di Tangerang inisial S masih berumur 18 tahun. Rumahnya tidak jauh dari Musala Darussalam di Perumahan Villa Tangerang Elok Kelurahan Kuta Jaya, Pasar Kemis yang ia coret-coret dan menimbulkan banyak reaksi.

    Saat ini masih menjalani pemeriksaan di Mapolresta Tangerang. Dari foto yang didapat detikcom, pemuda ini mengenakan kacamata dan memiliki perawakan kurus. Saat diperiksa ia mengenakan kaos hijau pekat dan duduk santai di sofa.

    Ia terlihat merangkul bantalan sofa saat masih diperiksa. Pria berkacamata ini terlihat santai sambil memandang ke arah depan.

    "Pelaku atas inisial S, 18 tahun, diamankan di rumahnya yang hanya berjarak 50 meter dari musala," kata Kapolresta Tangerang Kombes Ade Ari Syam Indradi, Selasa (29/9) kemarin.

    Ia mengakui perbuatannya aksi vandalisme yang dilakukan sekitar pukul 16.00 WIB dan pelaku langsung ditangkap pukul 19.00 WIB.

    Sebelumnya, video aksi vandalisme dan Al Quran dirobek di salah satu musala di Kabupaten Tangerang, Banten viral di media sosial. Terlihat musala dicoret menggunakan cat pilok di bagian tembok, lantai serta ada Al Quran yang terlihat sobek di lantai.

    Video tersebut berdurasi kurang lebih satu menit. Ada seseorang yang bicara di video itu yang mengatakan bahwa musala ini semua dicoret-coret. Pihak yang mengetahui awal adalah seorang bernama Wawan. [detik.com]



    Pribadi Yang Pendiam dan Introvert 

    Sebagaimana dilansir tempo.co berikut ini, berdasarkan keterangan orang tua pelaku, Fikri mengatakan, Satrio pendiam dan introvert. "Anaknya intovert, dulu sewaktu SMA sering dibully," kata Fikri menirukan orang tua Satrio.

    Mahasiswa semester 1 Fakultas Psikologi yang biasanya pendiam dan penurut ini mengalami perubahan baik tingkah laku dan perkataan dalam beberapa bulan terakhir ini. "Lebih reaktif, berbuat negatif, nada bicaranya tinggi," kata Fikri. Satrio pernah menyampaikan keinginannya berhenti kuliah karena merasa lelah dirisak.

    Satrio, ujar Fikri, beberapa bulan terakhir ini mengaku belajar agama dari Youtube dan aplikasi. Polisi menyelidiki konten yang dipelajari Satrio.

    Kepala Polres Kota Tangerang Komisaris Besar Ade Ary Sam Indardi mengatakan Satrio tidak sedang depresi dan secara kejiwaan sehat. "Normal ngobrol, bisa menjawab, dan bisa diskusi," kata Ade Ary di Pasar Kemis, Selasa malam 29 September 2020. [tempo.co]
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Palestina

    +