Maryam Pougetoux |
Siapa yang tidak mengenal Maryam Pougetoux, Aktivis Mahasiswi, atau Kalau di Indonesia Maryam disebut sebagai Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Sebagaimana dilansir Arrahmah.com berikut ini, Anggota parlemen sayap kanan dan republik keluar dari pertemuan di parlemen Prancis pada Kamis (17/9/2020) karena kehadiran seorang wanita yang mengenakan hijab.
Anggota parlemen sayap kanan sekaligus anggota partai berkuasa, Anne Christine Lang, mengatakan mereka tidak dapat menerima perwakilan serikat mahasiswa, Maryam Pougetoux, karena mengenakan Hijab. Dia memilih meninggalkan pertemuan yang sedang membahas pandemi Covid-19 dan pengaruhnya pada anak muda tersebut.
Anne Christine Lang |
Lang berargumen pada akun Twitter bahwa dia tidak dapat menerima kehadiran seseorang yang berhijab pada pertemuan yang diadakan di majelis nasional yang menjadi “jantung demokrasi”.
“Sebagai anggota parlemen yang merupakan feminis dan pelindung hak-hak perempuan, juga berkomitmen pada nilai-nilai republik dan sekularisme, saya tidak dapat menerima partisipasi seseorang yang berhijab dalam pertemuan kami,” kata Lang sebagaimana dikutip dari Anadolu Agency pada Jumat (18/9/2020).
Anggota partai berkuasa lainnya, Sandrine Morch, yang memimpin sesi tersebut, mengatakan reaksi anggota parlemen tidak perlu dan tidak ada aturan yang mencegah orang menghadiri pertemuan dengan pakaian religius.
Morch mencatat bahwa dia tidak akan membiarkan diskusi palsu seputar hijab yang dapat mengalihkan fokus pertemuan.
Sebelumnya, Maryam Pougetoux juga pernah mendapat kritik dari Menteri Negara Kesetaraan Gender Marlene Schiappa dan banyak tokoh politik lainnya ketika dia ditunjuk sebagai pembicara oleh serikat mahasiswa UNEF pada tahun 2018. [aa.com]