DKI Jakarta tidak lagi masuk dalam 10 kota termacet dunia versi Tom Tom. Hal itu memang bisa diperdebatkan lantaran survey dilakukan pada 2020, di mana banyak kegiatan masyarakat dibatasi karena pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di masa pandemi virus Corona. Meski begitu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dinilai berhasil mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk meningkatkan layanan transportasi umum.
Seperti dikatakan oleh pengamat transportasi dari Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas, ada beberapa kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang perlu diapresiasi selama masa Pandemi 2020 lalu, dalam sektor penyelenggaraan transportasi.
"Pertama, tetap mengoperasikan layanan angkutan umum Transjakarta baik dalam koridor, non koridor, maupun mikrotrans atau yang publik menyebutnya Jak Lingko, dengan subsidi dari Pemprov," kata Darmaningtyas kepada detikOto, Senin (18/1/2021).
Menurut pria yang akrab disapa Tyas, keberadaan layanan ini menjadi alternatif bagi para warga DKI Jakarta untuk tetap menggunakan angkutan umum, meski jumlah penumpang angkutan umum di masa pandemi, tidak mencapai 50% dari kapasitas normal.
Selanjutnya, Tyas juga memberikan apresiasi terhadap kebijakan pengintegrasian antar layanan moda transportasi yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta. Tidak hanya memudahkan masyarakat dalam melakukan mobilitas, fasilitas yang dibangun juga memberi rasa nyaman bagi masyarakat.
"Kedua, mampu membangun integrasi layanan antara bus besar dalam koridor, non koridor, dan mikrotrans; maupun antara Transjakarta dengan MRT dan LRT, seperti di Stasiun Tanah Abang, Senen, Pemuda Rawamangun, Tebet, Cikini dan Gondangdia," sambung Tyas.
Diberitakan sebelumnya, DKI Jakarta keluar dari daftar 10 kota termacet dunia. Berdasarkan survey Tom Tom, peringkat Jakarta di daftar kota termacet dunia memang selalu mengalami penurunan sejak 4 tahun terakhir.
Di tahun 2017, Jakarta menempati peringkat ke-4 kota termacet dunia dengan level kemacetan 66%, lalu pada 2018 peringkatnya turun ke posisi ke-7, dengan tingkat kemacetan 53%, sementara pada tahun 2019 turun lagi ke peringkat 10, dengan level kemacetan 53%. [detik.com]