Tak ada yang lebih mengerikan dari sesuatu yang dihadapi umat manusia selain ketika ia memasuki pintu alam Barzah, yaitu kematian. Setelah berada di alam Barzah (alam kubur) ia harus menyaksikan apa yang bakal diterima nanti di alam akhirat.
Bila bagus amalnya sewaktu di dunia maka ia seolah-olah tidur seperti pengantin baru dimana pada keesokan harinya dibangunkan oleh kiamat. Tetapi bila jahat amal perbuatannya ketika masih hidup maka ia harus memelototi berbagai macam azab yang akan ditimpakan kepadanya. Ia harus menunggu dengan bulu kuduk tetap berdiri kapan hari yang dijanjikan (kiamat) itu memporak-porandakan masa penantiannya.
Setelah pintu alam Akhirat (kiamat) terbuka, maka manusia seluruhnya diwajibkan melintasi sirath(titian) yang direntangkan di punggung Jahanam. Sebagian kecil memang selamat dan diizinkan bertemu serta melihat Dzat Allah Azza Wa Jall karena perbuatan yang telah mereka kerjakan di dunia. Sedangkan sisanya harus mendekam di relung Jahanam untuk waktu yang tidak ditentukan.
Namun begitu khusus bagi orang-orang berdosa yang pernah mengucapkan Laa ilaaha illallaah akan diperlakukan lain. Karena para pendurhaka yang pernah mengucapkan kalimat tahlil itu pasti akan memperoleh syafaat dari Nabi Muhammad saw ata izin Allah SWT, Walaupun mereka harus merasakan pahitnya Jahanam.
Dari begitu masa penyiksaan mereka dihapus oleh syafaat Nabi Muhammad saw, mereka dikeluarkan dari neraka. Dan terperanjatlah orang-orang kafir dan musyrik. Tiada tara penyesalan mereka. Dalam Al Qur'an disebutkan:
Orang-orang kafir itu akan menginginkan sekiranya mereka dahulu menjadi orang Muslim.'(AL-HIJR, 15:2)
Tetapi nasi telah menjadi bubur. Kecuali bila seekor onta bisa memasuki lubang jarum; suatu tingkat kemustahilan yang tak terjangkau oleh harapan-harapan yang paling kecil sekalipun.