• Jelajahi

    Copyright © Jakarta Report
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Resolusi Gencatan Senjata, Amerika Abstain, Israel Mutung: "Kemunduran yang jelas!"


    Resolusi 'bisa saja terjadi beberapa bulan yang lalu'


    Thomas-Greenfield menekankan bahwa dukungan negaranya terhadap tujuan tersebut “bukan sekedar retoris”, dan mengatakan bahwa AS “bekerja sepanjang waktu untuk mewujudkan tujuan tersebut melalui diplomasi”.


    Dia juga mengatakan gencatan senjata bisa saja terjadi "berbulan-bulan yang lalu" seandainya Hamas siap melepaskan para sandera, dan menuduh kelompok Palestina menghalangi jalan perdamaian.


    "Jadi hari ini permintaan saya kepada anggota dewan ini... adalah 'bersuara dan menuntut dengan tegas agar Hamas menerima kesepakatan yang ada'," katanya.


    AS telah memveto tiga resolusi sebelumnya yang menuntut gencatan senjata di Gaza, resolusi terbaru yang didukung oleh Kelompok Arab yang beranggotakan 22 negara di PBB pada tanggal 20 Februari.


    Suara 'mengirimkan pesan yang jelas dan terpadu'


    Saat menjelaskan dukungan Inggris terhadap proposal tersebut, Dame Barbara Woodward, duta besar negara tersebut untuk PBB, mengatakan bahwa dia “menyesalkan bahwa resolusi ini tidak mengutuk” serangan tanggal 7 Oktober namun menyambut baik upaya diplomatik yang sedang dilakukan oleh Mesir, Qatar dan Amerika Serikat.


    Dia berkata: “Resolusi tersebut mengirimkan pesan yang jelas dan terpadu mengenai perlunya hukum kemanusiaan internasional ditegakkan dan bantuan segera ditingkatkan, termasuk pencabutan semua hambatan yang menghambat penyampaiannya.


    “Kita perlu fokus pada bagaimana kita memetakan jalan dari jeda kemanusiaan segera menuju perdamaian abadi yang berkelanjutan tanpa kembali berperang.”


    Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan di media sosial setelah pemungutan suara pada hari Senin bahwa resolusi tersebut “harus dilaksanakan”, dan menambahkan: “Kegagalan tidak dapat dimaafkan.”


    Lebih dari 32.000 warga Palestina telah terbunuh dalam pertempuran di Gaza, menurut kementerian kesehatan yang dipimpin Hamas.


    Laporan tersebut tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan dalam jumlah korban jiwa, namun mengatakan perempuan dan anak-anak merupakan dua pertiga dari korban tewas.


    Serangan Israel ini merupakan balasan atas serangan tanggal 7 Oktober, ketika Hamas membunuh sekitar 1.200 orang di Israel selatan dan menyandera ratusan lainnya.


    Gaza juga menghadapi keadaan darurat kemanusiaan yang mengerikan, dengan laporan yang didukung PBB yang diterbitkan pekan lalu menyatakan “kelaparan akan segera terjadi” di Gaza utara.


    Ia menambahkan bahwa eskalasi perang dapat mendorong setengah dari 2,3 juta penduduk wilayah tersebut ke ambang kelaparan. (skynews)

    Terkini

    Palestina

    +