Telah terjadi tsunami dengan tinggi gelombang 10 meter menurut pengakuan warga yang menghantam wilayah anyer, pandeglang sekitarnya sampai ke Lampung.
Kejadian di Selat Sunda ini mengingatkan admin kepada apa yang terjadi di Norwegia, yang diangkat ke dalam Film The Wave pada tahun 2015. Dimana, gunung di sekitar selat tersebut longsor, lalu menghujam ke perairan selat dengan derasnya, dan mengakibatkan gelombang setinggi 80 meter.
Beriku cuplikan Film The Wave tersebut:
Belom ada teknologi buat deteksi dini Tsunami karena Longsor bawah Laut dan Erupsi Gunung merapi.— StandWithUyghur🇮🇩❤🇵🇸 (@conan_idn) December 23, 2018
Terus masyarakat kudu Piyee pak?
Coba bapak @Sutopo_PN simak Film The Wave ini yg terjadi di Norwegia. Belajar Early Warning System mereka pic.twitter.com/EZtcifLMpX
Mencoba Mengambil Pelajaran
Kadang Bencana alam seperti Tsunami hanya sedikit orang yang sadar akan datang. Mungkin hanya 1 orang dari sekian banyak orang dalam Sistem Deteksi Dini Tsunami. Dia sungguh saintis sejati. Sangat cermat membaca alam. Instingnya tajam membaca pergerakan alam.
Tempat-tempat potensi bencana baik gempa dan tsunami, tidak boleh diitinggal petugas penjaga alam sekitarnya walau sekejap. Setiap geteran tidak boleh dianggap remeh. Karena petugaslah yang akan membunyikan Alarm peringatan Tsunami.
Kita harus terbiasa membaca tanda2 alam karena hidup di daerah resiko bencan alam.
Kita hidup dalam lingkaran apa yang disebut Ring of fire..
Harus peka atas:
Geteran Bumi yang tak biasa..
Angin yg berhembus tak biasa..
Hujan yang tak biasa..
Gelombang Laut yang tak biasa..
Hewan2 yg bergerak tak biasa..
Melihat hal2 demikian segera laporkan petugas..
Masyarakat dan Petugas harus terjadi komunikasi dua arah..
Seorang Petugas Bencana harus lebih peka terhadap setiap informasi pergerakan alam.
Minimal persiapkan keluarga..
Untuk siap siaga atas situasi tak terduga..
Karena terbukti... tidak ada yang bisa menyelamatkan kita selain Allah swt dan usaha kita sendiri. Karena sistem yang ada tentang perlindungan Tsunami masih belom bisa diandalkan. Korban terus banyak saja.
Ifan Vokalis Band Seventeen, survival dari korban bencana Tsunami Selat Sunda ini yang tengah manggung mengisi acara family gathering PLN, dekat dengan pantai, benar-benar tidak melihat bahkan mendengar Gelombang Tsunami dari Selat Sunda ini datang menerjang diri, teman-teman, keluarga, dan ratusan peserta family gathering lainnya. Ifan selamat, namun temannya ada yang meninggal. Bahkan sampai tulisan ini dibuat, belum ada kabar dimana istrinya Ifan berada.
Benar-benar Tsunami Sunyi Senyap yang mematikan...
Ketika Otoritas ditanya, "Mengapa tidak ada peringatan dini?"
Maka dijawab, "Kita belum ada teknologinya untuk diteksi dini Tsunami akibat Longsor bawah laut atau Erupsi Gunung Merapi"
Well... sekali lagi...
Kitalah faktor terbesar yang akan mampu menyelamatkan diri, keluarga dan teman-teman kita dan tentunya atas izin Allah swt. Variabel lain hanyalah pendukung.
Diri kitalah yang harus pandai-pandai menjaga diri, bahkan dari Tsunami Senyap sekalipun..