• Jelajahi

    Copyright © Jakarta Report
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Pakar Prediksi Tsunami Susulan Terjang Indonesia

    24 Desember 2018, 18:57 WIB Last Updated 2019-10-24T13:01:59Z
    Pakar tsunami, Richard Teeuw, dari University of Portsmouth di Inggris memperkirakan tsunami masih akan terus melanda Indonesia. Perkiraan itu disampaikan sehari setelah lebih dari 200 orang tewas oleh gelombang tsunami yang dipicu oleh letusan dari gunung berapi Anak Krakatau.

    Menurut Teeuw, jika aktivitas vulkanik berlanjut, kemungkinan adanya tsunami lain tidak dapat diabaikan.

    "Kemungkinan, tsunami lebih lanjut di Selat Sunda akan tetap ada ketika gunung berapi Anak Krakatau sedang melalui fase aktif saat ini. Karena itu, mungkin akan memicu tanah longsor lebih lanjut," kata Teeuw, dikutip Channel News Asia.

    Pakar lainnya, Jacques-Marie Bardintzeff, dari University of Paris-South juga memperingatkan masyarakat untuk waspada karena gunung berapi sedang tidak stabil. Menurut dia, survei sonar sekarang diperlukan untuk memetakan dasar laut di sekitar gunung berapi. "Tapi, sayangnya survei kapal selam biasanya membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk diorganisasi dan dilaksanakan," ujar Bardintzeff.

    "Tsunami dahsyat yang disebabkan oleh letusan gunung berapi jarang terjadi. Salah satu yang paling terkenal (dan mematikan) disebabkan oleh letusan Krakatau pada 1883," kata dia. Ia menambahkan, Gunung Anak Krakatau telah aktif sejak Juni.

    David Rothery dari Open University di Inggris menjelaskan, tsunami yang melanda pesisir selatan Sumatra dan Jawa barat tampaknya disebabkan oleh keruntuhan bawah air dari gunung berapi Anak Krakatau. Anak Krakatau adalah pulau baru yang muncul sekitar 1928 di kawah yang ditinggalkan oleh Gunung Krakatau. Gunung Krakatau meletus pada 1883 yang letusan besarnya menewaskan sedikitnya 36 ribu orang.

    Anak Krakatau yang terletak di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra, dekat dengan zona padat penduduk. "Ombak semacam itu sarat dengan puing, dapat mematikan bagi masyarakat pesisir, terutama jika tidak ada peringatan," tutur Teeuw.

    Simon Boxall dari Southampton University menambahkan, wilayah itu juga berada dalam gelombang musim semi. Menurut dia, akan terlihat gelombang menghantam beberapa wilayah pantai pada titik tertinggi dan memperburuk kerusakan yang terjadi. [ROL]


    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Palestina

    +