• Jelajahi

    Copyright © Jakarta Report
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Ditemukan: Gunung Raksasa Sumatra Diameter 50 Km Tinggi 4,6 Km!

    30 Desember 2018, 10:45 WIB Last Updated 2019-10-25T13:52:16Z
    Sebagaimana dilansir sindonews.com, pakar Geologi dari Pusat Geotekhnologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Danny Hilman Natadidjaja mengatakan, gunung raksasa di bawah laut Sumatera sudah tidak aktif lagi. 

    Jadi, kata Danny, gunung yang terletak di laut lepas Pantai Bengkulu sudah tidak berbahaya lagi.

    Danny menjelaskan, berdasarkan penelitian, gunung yang ada sejak ratusan tahun lalu tersebut sudah tidak aktif. "Berita lama itu, iya ada di lepas Pantai Bengkulu. Namun, sudah enggak aktif, sisa-sisa yang dulu jutaan tahun yang lalu. Sudah enggak aktif‎. Enggak berbahaya," katanya saat berbincang dengan Okezone, Sabtu (29/12/2018).

    Menurut Danny, gunung tersebut sudah ada sejak ratusan tahun lalu di bawah perairan Sumatera dan pernah aktif pada masanya. Namun, saat ini, gunung tersebut sudah mati dan tidak berbahaya. "Dulunya jelas ada, pernah aktif, tapi sekarang sudah enggak aktif. Itu ada di tengah laut, gunung api, di bawah laut. Intinya enggak berbahaya, sudah enggak aktif, sudah mati, jadi mumi," terangnya.

    Sebelumnya diketahui, ‎tim yang terdiri dari gabungan para pakar geologi Indonesia, AS, dan Perancis berhasil menemukan gunung api raksasa di bawah perairan barat Sumatera. Gunung api tersebut berdiameter 50 km dan tinggi 4.600 meter dan berada 330 km arah barat Kota Bengkulu.

    Para ahli geologi yang menemukan gunung tersebut berasal dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ( LIPI), Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, CGGVeritas dan IPG (Institut de Physique du Globe) Paris. "Gunung api ini sangat besar dan tinggi. Di daratan Indonesia, tak ada gunung setinggi ini kecuali Gunung Jayawijaya di Papua," kata Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam BPPT Yusuf Surachman.

    Ditemukan Saat Memetakan Dasar Laut

    BPPT melalui balai teknologi survei kelautan telah mencari dan memetakan dasar laut di Samudera Hindia, hingga selatan Jawa. Lokasi yang ‘kebetulan’ ditemukan gunung api tersebut berada di Samudera Hindia atau di arah barat lepas pantai Bengkulu.

    “Ada indikasi gunung laut ini mengacu pada penemuan di 2009,” kata staf survei di balai teknologi kelautan, BPPT, Dwi Hariyanto di Jakarta. Ia melanjutkan, BPPT telah melakukan pemetaan sebanyak 2 kali.


    “Pertama Oktober 2010, menggunakan kapal Barunajaya 3, peralatan multibeam 12Khz. Lalu, Barunajaya 4, pada Desember 2010 dengan kekuatan multibeam 50Khz. Peralatan multibeam ini untuk medium water,” jelasnya.

    Berdasarkan gambar yang diperoleh, terlihat adanya 2 puncak gunung dengan diameter sekira 40-50 kilometer.

    Di gunung bagian selatan, puncaknya berada di 1.300 meter dan di bagian utara, puncaknya berada di 1.400 meter di bawah permukaan laut.

    BPPT juga melakukan penelitian oceanography, CTD untuk mengukur temperatur air. Ia menyimpulkan, BPPT benar mengonfirmasi temuan tugu gunung, namun tidak menemukan anomali pada temperatur air. “Agar disurvei lebih detail, (mengetahui) gunung api aktif atau tidak, serta penamaan gunung itu,” tuturnya.


    Jika Meletus, Apakah Berpotensi Tsunami?

    Menurut Sri Hardiastuti, Balai Teknologi Survei Kelautan, BPPT, adanya gunung api bawah laut juga kemungkinan bisa menimbulkan tsunami. Menurutnya, ini masih harus dikaji apakah bentuk tonjolan tersebut berasal dari material lempeng samudera atau benua. “Perlu sampel material,” ungkapnya.

    Bila benar itu adalah gunung api aktif, maka harus ada langkah antisipasi. Ia mengatakan, ada beda antara gunung api darat dan di laut. “(Kalau) gempa, jelas. Tsunami bisa saja terjadi,” tambahnya.

    Potensi tsunami juga bergantung dari besarnya runtuhan atau gempa. Hal ini juga dibenarkan oleh Wahyu W. Pandoe, kepala program operasional, Ocean Climate and Tsunami Buoy, BPPT. Menurutnya, apabila muncul gempa yang kuat di dasar laut, maka kemungkinan tsunami juga dapat terjadi.Kekhawatiran munculnya bencana alam terkait dugaan gunung api aktif di bawah laut Bengkulu, masih harus diteliti lebih dalam. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan terus melakukan penelitian, seperti pengambilan sampel batuan dan meneliti temperatur air di sekitar bawah laut Bengkulu.

    Deputi Kepala BPPT bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam, Ridwan Djamaludin menjelaskan, “Gunung tidak hanya ada di darat tetapi juga di laut. Gunung tidak berkonotasi gunung api aktif. Ada gunung yang bukan gunung api, dia dibentuk oleh proses tektonik,” jelas Ridwan.

    Ia mengatakan, secara umum, bentuk gunung api memiliki tonjolan, ada juga yang memanjang. Perlu penelitian lebih lanjut untuk memastikan apakah bentuk tonjolan ini merupakan gunung api aktif. “Kita enggak dapat data yang mengindikasikan gunung ini aktif,” tuturnya.

    Menurutnya, tanda-tanda gunung aktif itu akan menyebabkan suhu lingkungan yang tinggi. “Tapi tidak ada indikasi itu, tidak ada tanda temperatur tinggi. Kita konfirmasi ada bentuk (gunung itu) di barat Bengkulu (lihat via satelit), kita enggak sebut ini gunung api aktif,” jelasnya. (©2015 IndoCropCircles.com/ Kompas/ Okezone)

    Menurutnya, tonjolan di dasar laut ini bisa muncul akibat proses subduksi (‘penunjaman’). Meskipun demikian, ia mengimbau agar seluruh pihak serta masyarakat untuk tidak khawatir, sebab gunung api tersebut aktif atau tidaknya baru dapat ditentukan setelah penelitian lanjutan.

    Seharusnya survei bisa digelar pada 2012 lalu, lanjutnya, tetapi terkendala. Sehingga, kendala tersebut menunda pelaksanaan penelitian. BPPT akan menyiapkan survei lanjutan, serta bekerjasama dengan pihak-pihak terkait, termasuk bidang Vulkanologi di Bandung. [indocropcircles]


    Komentar

    Tampilkan

    Terkini