Menanggapi simpang siurnya bahkan kesalahan pihak otoritas dalam memberikan peringatan dini Tsunami Selat Sunda, rupanya membuat jurnalis senior, Uni Lubis kecewa.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Baca:
Menanggapi hal tersebut, netizen pun ramai memberikan pernyataan senada, diantaranya:
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Baca:
Kekecewaan tersebut terlihat dalam cuitan melalui akun media sosial twitternya, @unilubis berikut ini:
Negeri rawan bencana, minim mitigasi. Peralatan deteksi dan peringatan dini pun gak lengkap juga. Jutaan yang hilang nyawa sejak tsunami di Aceh belum cukup untuk menggedor pentingnya mitigasi. Juga implementasi peta rawan bencana
#laif
Negeri rawan bencana, minim mitigasi. Peralatan deteksi dan peringatan dini pun gak lengkap juga. Jutaan yang hilang nyawa sejak tsunami di Aceh belum cukup untuk menggedor pentingnya mitigasi. Juga implementasi peta rawan bencana#laif— unilubis (@unilubis) December 23, 2018
Menanggapi hal tersebut, netizen pun ramai memberikan pernyataan senada, diantaranya:
Pak @Sutopo_PN pernah mengeluhkan rusaknya buoy ini di September dan awal oktober lalu bun. Nampaknya belum ada tindak lanjut dari @infoBMKG— helmi shemi (@helmi_shemi) December 23, 2018
Dan akun mitigasi bencana ga punya sense of crisis— FabulousMommy (@FebryMeuthia) December 23, 2018
Sepertinya sistem untuk membangun peringatan dini bisa saja. Apalagi sejak kejadian Aceh. Coba simak apa yang terjadi di Norwegia ini.https://t.co/eddXrM57qD— StandWithUyghur🇮🇩❤🇵🇸 (@conan_idn) December 23, 2018
Dan juga minim nya pendidikan tentang mitigasi bencana— Muhammad Subhan (@musubhan78) December 23, 2018
Yang punya duit sedang sibuk mencitrakan diri sambil segera perbanyak apa yg bisa dicuri..— mas Alpha (@alpha_n) December 23, 2018
Maklum, kekuasaannya tidak lama lagi.
Lo baca yg bener...sistem peringatan dini dipasang setelah Tsunami Aceh dan itu atas bantuan luar negeri (US), intinya gak punya mitigasi bencana dari jaman dulu..bener kata Uni gak belajar dari Tsunami Ache 2004— Marc R D (@Marctomm) December 23, 2018