• Jelajahi

    Copyright © Jakarta Report
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Gagalkan Operasi Rahasia, Brigade Al-Qassam Juga Sita Peralatan Intelijen Israel

    15 Januari 2019, 20:55 WIB Last Updated 2019-10-24T13:01:40Z
    Jubir Brigade Al-Qassam, Abu Ubaidah. (Anadolu)dakwatuna.com – Gaza. Sayap militer Gerakan Hamas, Brigade Izzuddin Al-Qassam mengumumkan fakta-fakta baru terkait operasi rahasia yang dilakukan oleh sejumlah personel pasukan khusus Israel November 2018 lalu, Ahad (13/01/2019).

    Dalam keterangannya, Jubir Al-Qassam Abu Ubaidah menyebutkan, pihaknya berhasil menyita peralatan teknis yang berisi rahasia besar selama penyusupan pasukan khusus Israel tersebut.

    Diketahui, 11 November 2018 lalu delapan personel pasukan khusus Israel melakukan penyusupan ke kota Khan Yunis di Jalur Gaza. Personel yang masuk menggunakan kendaraan sipil itu kemudian melancarkan serangan darat ke salah satu basis militer Hamas.

    Akibatnya, tujuh orang personel Al-Qassam gugur dalam serangan itu, sementara seorang personel Israel juga dikabarkan tewas.

    “Kami menyita teknologi dan peralatan teknis yang menyimpan rahasia besar. Musuh (Israel) mengira peralatan itu akan menguap saat penyerangan terhadap kendaraan,” kata Abu Ubaidah dalam jumpa pers seperti dikutip dari Anadolu Arabic, Senin (14/01/2019).
    Lebih lanjut Abu Ubaidah juga mengklaim Israel saat ini gundah gulana akibat penyitaan peralatan tersebut.

    “Itu karena kini kami menerima bank informasi, yang memberikan keuntungan strategis pada kami dalam konflik dengan pendudukan Zionis,” imbuhnya.

    Selain itu, Abu Ubaidah juga mengungkap proses operasi rahasia yang dilakukan pasukan khusus Israel tersebut. Menurutnya, ada 15 personel yang ditugaskan dalam dua grup: grup operasi dan pengamanan.

    “Mereka menyusup dari medan berat melalui pagar pemisah,” terangnya.
    Penyelidikan, imbuhnya, juga berhasil mengungkap benang merah operasi dan identitas anggota pasukan khusus, yang memainkan peran dalam penyusupan tersebut. Menurutnya, operasi semacam itu tidak hanya dilakukan di Gaza, namun juga sejumlah negara Arab.

    Menurut sumber yang sama, investigasi juga mengungkapkan pasukan Israel mendapat pelatihan praktis dan teknis tentang operasi semacam itu antara bulan Januari dan Oktober 2018.

    Abu Ubaidah juga menyebutkan, operasi didahului dengan menyusupkan peralatan teknis dan logistik ke Gaza beberapa bulan sebelumnya. Hal tersebut dilakukan melalui sejumlah pintu penyeberangan, seperti pintu Karem Abu Salem yang digunakan untuk akses bantuan kemanusiaan.

    Bahkan, salah seorang personel pasukan khusus Israel juga memasuki Gaza bersama dengan lembaga internasional yang bekerja di kawasan tersebut. [whc/dakwatuna]

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Palestina

    +