Ketua Harian Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) Jawa Barat Muhammad Elvandi menjelaskan enggan merespons kabar bahwa Garbi Bandung mendukung pasangan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin dengan berlebihan. Elevandi memilih menjelaskan deklarasi Garbi Bandung di GOR Arcamanik Bandung, Sabtu (12/1).
Acara ini menghadirkan pembicara calon doktor Ecep Supriatna yang didaulat sebagai ketua Garbi Bandung, dan national speaker Garbi Mahfudz Sidiq. Elevandi mengatakan ia selaku ketua harian Garbi Jabar membacakan SK, dan menyampaikan orasi Garbi.
Menurut dia, Aula GOR dipenuni para sahabat Garbi dengan kaos berwarna merah berlogokan Garbi. "Acara dengan desain merah Garbi dimana-mana, adalah background yang menarik untuk digunakan kampanye salah satu calon presiden," dalam pesan singkat yang diterima Republika.co.id, Ahad (13/1).
Elevandi menerangkan, pada pukul 16.00, Mahfudz Sidiq menyudahi orasinya karena tiba-tiba ada serombongan para pemuda memakai kaos putih, bukan merah seperti pakaian peserta deklarasi sejak awal acara. Mereka tiba-tiba memasuki aula dengan bergerombol sekaligus.
Setelah mereka memasuki ruangan, para peserta deklarasi Garbi yang umumnya masyarakat langsung membubarkan diri dan keluar dari aula secara bertahap. Elevandi mengaku hampir keluar ruangan setelah selesai orasi.
"Tapi saat para penyabot ini masuk, saya kembali ke aula untuk mengamati situasi. Yang tersisa di panggung hanyalah para musisi yang masih menyanyikan lagu untuk penutupan," kata dia.
Rombongan baru ini, lanjut Elevandi, memakai kaos bertuliskan ‘Jokowi Amin, Indonesia Maju 01’ di depannya, sedangkan di bagian belakang bertuliskan ‘Jokowi Amin, Indonesia Maju 01’, Garbi. Selain itu, mereka berbadan tegap dan sebagian bertato.
"Saat mereka memasuki aula, tidak ada dialog dengan panitia Garbi, tidak ada salam, tidak ada keramahan. "Tapi mereka langsung berbaris dan mengambil foto grup dengan panggung Garbi sebagai background-nya," jelas Elevandi.
Kemudian, sebagian mereka langsung duduk, dan tim mereka mengambil foto dari belakang sehingga membuat kesan bahwa mereka sedang mengikuti acara. Padahal, ia menyatakan, acara sudah bubar. Mereka menunggu di aula hingga sekitar pukul 17.00.
Sabotase politik
Ia mengatakan kejadian itu bisa dibuktikan dengan foto, video, dan kesaksian para peserta deklarasi Garbi Bandung. Menurut Elevandi, acara tersebut mempunyai gaung nasional sehingga menjadi 'makanan empuk' bagi penumpang gelap atau free rider kompetisi politik.
"Inilah yang namanya sabotase politik. Karena rombongan ini mengesankan Garbi Kota Bandung adalah tim sukses paslon nomor 1. Foto-foto mereka langsung menyebar di beberapa media online dengan framing khusus," tuturnya.
Elevandi mengatakan, mereka juga belum tentu benar-benar timses paslon 01. Sebab, ia mengatakan, bisa jadi mereka ingin mengesankan timses paslon nomor 01 sebagai penyabot.
Elevandi menyatakan tidak perlu juga terburu-buru menyalahkan sebuah kelompok tanpa data dan bukti. Selain itu, perdebatan siapa mereka itu tidak terlalu penting karena semua orang bebas menebak dan menganalisis.
"Yang lebih vital dari kejadian deklarasi itu adalah pembelajaran bagi Garbi untuk menyempurnakan kapasitas counter-sabotage. Banyak tools untuk mengasah skill ini," ucap Elevandi. [rol]
Acara ini menghadirkan pembicara calon doktor Ecep Supriatna yang didaulat sebagai ketua Garbi Bandung, dan national speaker Garbi Mahfudz Sidiq. Elevandi mengatakan ia selaku ketua harian Garbi Jabar membacakan SK, dan menyampaikan orasi Garbi.
Menurut dia, Aula GOR dipenuni para sahabat Garbi dengan kaos berwarna merah berlogokan Garbi. "Acara dengan desain merah Garbi dimana-mana, adalah background yang menarik untuk digunakan kampanye salah satu calon presiden," dalam pesan singkat yang diterima Republika.co.id, Ahad (13/1).
Elevandi menerangkan, pada pukul 16.00, Mahfudz Sidiq menyudahi orasinya karena tiba-tiba ada serombongan para pemuda memakai kaos putih, bukan merah seperti pakaian peserta deklarasi sejak awal acara. Mereka tiba-tiba memasuki aula dengan bergerombol sekaligus.
Setelah mereka memasuki ruangan, para peserta deklarasi Garbi yang umumnya masyarakat langsung membubarkan diri dan keluar dari aula secara bertahap. Elevandi mengaku hampir keluar ruangan setelah selesai orasi.
"Tapi saat para penyabot ini masuk, saya kembali ke aula untuk mengamati situasi. Yang tersisa di panggung hanyalah para musisi yang masih menyanyikan lagu untuk penutupan," kata dia.
Rombongan baru ini, lanjut Elevandi, memakai kaos bertuliskan ‘Jokowi Amin, Indonesia Maju 01’ di depannya, sedangkan di bagian belakang bertuliskan ‘Jokowi Amin, Indonesia Maju 01’, Garbi. Selain itu, mereka berbadan tegap dan sebagian bertato.
"Saat mereka memasuki aula, tidak ada dialog dengan panitia Garbi, tidak ada salam, tidak ada keramahan. "Tapi mereka langsung berbaris dan mengambil foto grup dengan panggung Garbi sebagai background-nya," jelas Elevandi.
Kemudian, sebagian mereka langsung duduk, dan tim mereka mengambil foto dari belakang sehingga membuat kesan bahwa mereka sedang mengikuti acara. Padahal, ia menyatakan, acara sudah bubar. Mereka menunggu di aula hingga sekitar pukul 17.00.
Sabotase politik
Ia mengatakan kejadian itu bisa dibuktikan dengan foto, video, dan kesaksian para peserta deklarasi Garbi Bandung. Menurut Elevandi, acara tersebut mempunyai gaung nasional sehingga menjadi 'makanan empuk' bagi penumpang gelap atau free rider kompetisi politik.
"Inilah yang namanya sabotase politik. Karena rombongan ini mengesankan Garbi Kota Bandung adalah tim sukses paslon nomor 1. Foto-foto mereka langsung menyebar di beberapa media online dengan framing khusus," tuturnya.
Elevandi mengatakan, mereka juga belum tentu benar-benar timses paslon 01. Sebab, ia mengatakan, bisa jadi mereka ingin mengesankan timses paslon nomor 01 sebagai penyabot.
Elevandi menyatakan tidak perlu juga terburu-buru menyalahkan sebuah kelompok tanpa data dan bukti. Selain itu, perdebatan siapa mereka itu tidak terlalu penting karena semua orang bebas menebak dan menganalisis.
"Yang lebih vital dari kejadian deklarasi itu adalah pembelajaran bagi Garbi untuk menyempurnakan kapasitas counter-sabotage. Banyak tools untuk mengasah skill ini," ucap Elevandi. [rol]