• Jelajahi

    Copyright © Jakarta Report
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    NU Jatim Takkan Undang Menag di Puncak Hari Santri, Netijen: Ahok Yang Seorang Kafir Malah Dijadikan Sunan

    26 Oktober 2019, 09:54 WIB Last Updated 2019-10-26T03:00:47Z
    Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur bakal memperingati puncak Hari Santri Nasional 2019, dengan menggelar Santi Culture Night Carnival (SCNC), namun, panitia acara itu tak bakal mengundang Menteri Agama, Fachrul Razi. 

    Wakil Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim, KH Abdusalam Sokhib, selaku penyelenggara acara tersebut mengatakan, Menag tak diundang karena pihaknya belum mengetahui apakah Fachrul Razi merupakan seorang santri atau bukan. 

    "Untuk (mengundang) Menteri Agama, saya belum pernah tahu beliau pakai sarung, jadi karena nanti khawatir enggak sampai undangannya, jadi belum dulu," kata Abdusalam, di Surabaya, Kamis (24/10).

    Selain itu, Abdusalam juga mengatakan, alasan pihakmya tak mengundang, juga lantaran Fachrul bukan kader NU.

    "Selama ini kita belum tahu ya, tapi kalau kader jelas bukan, definisi kader itu kan yang pernah aktif di organisasi Nahdlatul Ulama, baik di tingkat ranting ataupun desa sampai di tingkat pusat apakah itu Ansor atau IPPNU atau yang lain," kata dia. 

    Menurutnya, jika Fachrul tidak memiliki kualifikasi pernah aktif di organisasi NU, maka orang tersebut belum bisa dikatakan sebagai kader NU. Kendati demikian, ia mengatakan dirinya tak bisa melarang seseorang untuk mengaku-ngaku sebagai kader NU. 

    "Kalau tidak punya kualifikasi ini tentu belum, tapi kalau mengaku warga NU, ya monggo karena tidak ada yang bisa melarang menjadi warga NU," kata dia. 

    Lebih lanjut, dalam acara SCNC yang digelar di Kantor PWNU Jatim, Jalan Masjid Al Akbar, Surabaya, Minggu (27/10) nanti, pihaknya akan mengundang Wakil Presiden RI, KH Ma'ruf Amin. 

    "Karena ini Hari Santri Nasional yang kita undang adalah kader-kader santri dari berbagai tempat, karena Wapresnya santri, kita undang," ujar dia. 

    Namun, kata Abdusalam, undangan itu bukan karena Ma'ruf status Ma'ruf kini sebagai wakil presiden. Tapi karena ia merupakan santri dan juga kader NU tulen. 

    "Jadi KH Maruf Amin diundang ini bukan karena jabatan wapresnya saja tapi karena beliau santri," katanya. [cnn indonesia]

    ****

    Hal tersebut ditanggapi netijen dengan pedas, akun @kafiradikal mencuitkan:

    ..Ahok yg seorang kafir malah dijadikan sunan.

    Ini menag yg jelas2 Islam malah ditolak.

    Dan goblok sih mereka yg masih percaya pada ahlul Pancasila yg dendam+baperan... (``,)

    ****

    Admin opini netijen, menelurusi data dan fakta apakah benar Ahok pernah dijadikan Sunan oleh Kalangan NU, maka didapat sebagaimana dilansir [Republika Online] berikut ini:

    MUI Sesalkan Pemberian Gelar Sunan untuk Ahok 

    Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), Amirsyah Tambunan menyesalkan pemberian gelar sunan yang disematkan oleh GP Ansor untuk Gubernur nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Gelar itu dinilai berlebihan karena mencampur adukkan ajaran dan simbol agama Islam dengan pasangan calon tertentu.



    "Ya lebai, mestinya bersikap empati, toleran, proporsional, kalau begitu hanya akan membuat kisruh Pilkada DKI," kata Amirsyah pada Republika.co.id, Kamis (13/4).

    Pada Jumat (7/4), Ketua GP Ansor Yaquf Cholil Qoumas menggelar pertemuan dengan pasangan calon Gubernur Basuki-Djarot. Pada pertemuan tersebut, Yaquf memberikan gelar Sunan Kalijodo pada Basuki, karena menurut Yaquf, Basuki telah merubah dunia hitam kelam menjadi warga beriman.

    Amirsyah meminta masyarakat untuk lebih waspada dan hati-hati dalam menempatkan simbol agama, dan diharapkan bisa menempatkan hal tersebut sesuai dengan tempatnya. Sehingga kedepannya, kata Amisryah, akan terwujud sikap santun dan menghargai sesama umat beragama.

    Amirsyah menegaskan, gelar sunan itu adalah gelar yang begitu mulia, dan tidak sembarangan orang bisa dapat gelar itu. "Saran saya, lebih baik tokoh agama Islam manapun menahan diri untuk tidak ikut larut dalam hiruk pikuk pilkada," kata Amirsyah.
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Palestina

    +