Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman bercerita saat dirinya menantang Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh untuk membuktikan adanya radikalisme di PKS. Menurut Sohibul, tantangan inilah yang kemudian berujung pada pertemuan dan rangkulan antara dirinya dan Surya Paloh.
Sohibul mengatakan, mulanya dalam sebuah pertemuan di gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Surya Paloh memuji kader-kader PKS yang dianggapnya pintar. Namun Surya mengaku tak suka jika ada yang radikal di internal partai dakwah itu.
"Saya langsung koreksi pada beliau, 'Bang tolong jangan sembarang bicara. Kalau abang mendengar orang radikal, kemudian diidentifikasi orang PKS, silakan lapor kepada saya'," kata Sohibul bercerita di Hotel Borobudur, Jakarta Selatan, Sabtu, 16 November 2019.
Kepada Surya, Sohibul mengatakan dia akan melacak siapa orang tersebut jika memang ada. Dia pun berani menjamin bahwa tak ada orang radikal di internal PKS. Sohibul mengklaim, PKS bahkan bertekad menjadi kanal moderasi dari kecenderungan radikalisme, terutama di kalangan generasi muda.
Sohibul mengatakan tantangan itu kembali dia tanyakan kepada Surya Paloh dalam pertemuan mereka berikutnya di pernikahan putri Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kahiyang Ayu pada November 2017.
"Beliau bicara begitu lagi. Tapi saya tantang lagi, ada enggak bang punya bukti itu. Beliau enggak bisa, tidak menemukan itu," kata politikus berusia 54 tahun ini.
Setelah itu, Sohibul ditemani Sekretaris Jenderal PKS Mustafa Kamal dan fungsionaris PKS lainnya makan siang bersama Surya Paloh dan jajaran Partai Nasdem. Mereka berdiskusi selama sekitar dua jam. Sohibul menjelaskan imajinasi orang tentang partainya.
"Di situ kemudian Bang Surya ada keyakinan tentang PKS ini, maka terjadi pertemuan, terjadi rangkulan," kata dia.
Sohibul menegaskan PKS menolak radikalisme dan paham-paham lain yang bertentangan dengan Pancasila, konstitusi, NKRI, dan kebhinnekaan. Dia menekankan partainya berpegang pada empat konsensus Indonesia itu.
Hal ini disampaikan Sohibul sekaligus menanggapi pertanyaan ihwal masifnya kampanye antiradikalisme yang dilakukan pemerintah saat ini. Di sisi lain, Sohibul mengaku tak merasa tuduhan radikalisme ditujukan untuk partainya.
"Kami mengajak kepada partai-partai lain, tolong jangan lagi menggunakan isu itu untuk alat menghantam pihak-pihak lain," ujar mantan Rektor Universitas Paramadina ini.
Sumber: [Tempo.Co]
Sohibul mengatakan, mulanya dalam sebuah pertemuan di gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Surya Paloh memuji kader-kader PKS yang dianggapnya pintar. Namun Surya mengaku tak suka jika ada yang radikal di internal partai dakwah itu.
"Saya langsung koreksi pada beliau, 'Bang tolong jangan sembarang bicara. Kalau abang mendengar orang radikal, kemudian diidentifikasi orang PKS, silakan lapor kepada saya'," kata Sohibul bercerita di Hotel Borobudur, Jakarta Selatan, Sabtu, 16 November 2019.
Kepada Surya, Sohibul mengatakan dia akan melacak siapa orang tersebut jika memang ada. Dia pun berani menjamin bahwa tak ada orang radikal di internal PKS. Sohibul mengklaim, PKS bahkan bertekad menjadi kanal moderasi dari kecenderungan radikalisme, terutama di kalangan generasi muda.
Sohibul mengatakan tantangan itu kembali dia tanyakan kepada Surya Paloh dalam pertemuan mereka berikutnya di pernikahan putri Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kahiyang Ayu pada November 2017.
"Beliau bicara begitu lagi. Tapi saya tantang lagi, ada enggak bang punya bukti itu. Beliau enggak bisa, tidak menemukan itu," kata politikus berusia 54 tahun ini.
Setelah itu, Sohibul ditemani Sekretaris Jenderal PKS Mustafa Kamal dan fungsionaris PKS lainnya makan siang bersama Surya Paloh dan jajaran Partai Nasdem. Mereka berdiskusi selama sekitar dua jam. Sohibul menjelaskan imajinasi orang tentang partainya.
"Di situ kemudian Bang Surya ada keyakinan tentang PKS ini, maka terjadi pertemuan, terjadi rangkulan," kata dia.
Sohibul menegaskan PKS menolak radikalisme dan paham-paham lain yang bertentangan dengan Pancasila, konstitusi, NKRI, dan kebhinnekaan. Dia menekankan partainya berpegang pada empat konsensus Indonesia itu.
Hal ini disampaikan Sohibul sekaligus menanggapi pertanyaan ihwal masifnya kampanye antiradikalisme yang dilakukan pemerintah saat ini. Di sisi lain, Sohibul mengaku tak merasa tuduhan radikalisme ditujukan untuk partainya.
"Kami mengajak kepada partai-partai lain, tolong jangan lagi menggunakan isu itu untuk alat menghantam pihak-pihak lain," ujar mantan Rektor Universitas Paramadina ini.
Sumber: [Tempo.Co]