Rocky Gerung memulai dengan pernyataan tajam:
"Seluruh kehidupan awal dari kabinet ini dimulai dengan menebar kecemasan".
Lalu Rocky Gerung melanjutkan pernyataannya:
“30 % mahasiswa indonesia terpapar radikalisme. Kalau terpapar saja apa bahayanya. Saya tiap hari terpapar radikalisme. Apa yang ditakuti dengan ide radikal?” (tepatnya 39 % berdasarkan Penelitian Badan Intelijen Negara (BIN) pada tahun 2017 sebagaiamana dilansir cnn indonesia)
Rocky Gerung memberikan ilustrasi pemikirannya begini:
"Saya ingin bikin Negara Islam, tadi pagi begitu. Karena banyak dosa disudut kota. Tiba-tiba dosanya hilang, karena orang menganggap kewarnegaraan lebih penting dari entitas agama. Maka berhenti ilusi saya tentang Negara Islam".
"Saya ingin bikin Negara komunis, karena saya melihat ada ketidakadilan. Tiba-tiba Jokowi menggratiskan BPJS, maka berhenti ide Saya tentang Negara Komunis hilang dalam 2 menit".
Jadi, potensi itu membatalkan seluruh ide. Jadi, apa yang ditakuti dengan ide radikal?
Lalu Rocky Gerung merangkai kesuluruhan penjelasannya sebagai berikut:
“Secara teoritis ide radikal itu bisa dibatalkan oleh ide kritisisme. Di kampus radikalisme dianggap bersemayam disitu. Sebulan ini saya 6 kali dilarang masuk kampus padahal saya mau mengucapkan critical discourse”.
“Lalu pemerintah menganggap mencegah radikalisme kasih pikiran kritis. Lalu saya datang ke kampus. Kampusnya di Gembok. Rocky Gerung tidak boleh masuk. Padahal saya mau membantah itu, supaya ada dialektika dalam pikiran. Kasih outlet radikalisme itu”.
“Yang terima saya itu justru, Pesantren Ngruki yang dianggap sarang teroris. Dia minta saya kesitu untuk berdebat. Jadi lebih terbuka Ngruki soal radikalisme ketimbang Istana”.
“Jadi, idenya sebetulnya, karena pemerintah gagal untuk menghasilkan keadilan dan kesejahteraan dia mulai ceramahin tentang radikalisme. Ceramahin tentang stabilitas nasional segala macam. Jadi, omong kosong itu yang mau saya bongkar sebetulnya. Lain kalau keadaan ekonomi baik-baik saja, nggak tuh dikursus soal radikalisme”.
Berikut video Rocky Gerung bagaimana Membongkar Soal Omong Kosong Radikalisme (menit 02 sampai menit 4:53):
"Seluruh kehidupan awal dari kabinet ini dimulai dengan menebar kecemasan".
Lalu Rocky Gerung melanjutkan pernyataannya:
“30 % mahasiswa indonesia terpapar radikalisme. Kalau terpapar saja apa bahayanya. Saya tiap hari terpapar radikalisme. Apa yang ditakuti dengan ide radikal?” (tepatnya 39 % berdasarkan Penelitian Badan Intelijen Negara (BIN) pada tahun 2017 sebagaiamana dilansir cnn indonesia)
Rocky Gerung memberikan ilustrasi pemikirannya begini:
"Saya ingin bikin Negara Islam, tadi pagi begitu. Karena banyak dosa disudut kota. Tiba-tiba dosanya hilang, karena orang menganggap kewarnegaraan lebih penting dari entitas agama. Maka berhenti ilusi saya tentang Negara Islam".
"Saya ingin bikin Negara komunis, karena saya melihat ada ketidakadilan. Tiba-tiba Jokowi menggratiskan BPJS, maka berhenti ide Saya tentang Negara Komunis hilang dalam 2 menit".
Jadi, potensi itu membatalkan seluruh ide. Jadi, apa yang ditakuti dengan ide radikal?
Lalu Rocky Gerung merangkai kesuluruhan penjelasannya sebagai berikut:
“Secara teoritis ide radikal itu bisa dibatalkan oleh ide kritisisme. Di kampus radikalisme dianggap bersemayam disitu. Sebulan ini saya 6 kali dilarang masuk kampus padahal saya mau mengucapkan critical discourse”.
“Lalu pemerintah menganggap mencegah radikalisme kasih pikiran kritis. Lalu saya datang ke kampus. Kampusnya di Gembok. Rocky Gerung tidak boleh masuk. Padahal saya mau membantah itu, supaya ada dialektika dalam pikiran. Kasih outlet radikalisme itu”.
“Yang terima saya itu justru, Pesantren Ngruki yang dianggap sarang teroris. Dia minta saya kesitu untuk berdebat. Jadi lebih terbuka Ngruki soal radikalisme ketimbang Istana”.
“Jadi, idenya sebetulnya, karena pemerintah gagal untuk menghasilkan keadilan dan kesejahteraan dia mulai ceramahin tentang radikalisme. Ceramahin tentang stabilitas nasional segala macam. Jadi, omong kosong itu yang mau saya bongkar sebetulnya. Lain kalau keadaan ekonomi baik-baik saja, nggak tuh dikursus soal radikalisme”.
Berikut video Rocky Gerung bagaimana Membongkar Soal Omong Kosong Radikalisme (menit 02 sampai menit 4:53):