Madinah dalam bahasa Arab artinya adalah kota. Maka jika kita menyebutnya Kota Madinah, maka sebenarya artinya menjadi Kota Kota.
Kota ini sebenarnya memang tidak memiliki nama. Maka para ulama menyebutnya sebagai Madinah An-Nabawiyah (kotanya Nabi) atau Madinah al-Munawarah (kota yang bercahaya).
Madinah sebelumnya disebut Yatsrib. Para ulama menyebutkan Yatsrib sebenarnya adalah nama orang yang pertama kali membuka kota itu dan menghuninya.
Tetapi masalahnya Yatsrib sendiri berasal dari bahasa Arab: Tatsrib. Dalam Al-Quran ada kata Tatsrib berada di surah Yusuf. Dan para ulama mengatakan Nabi ﷺ tidak suka penamaan kota dengan kata Yatsrib.
قَالَ لَا تَثْرِيبَ عَلَيْكُمُ الْيَوْمَ ۖيَغْفِرُ اللَّهُ لَكُمْ ۖوَهُوَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ
Dia (Yusuf) berkata: “Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu), dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para penyayang.” (QS. Yusuf: 92)
Salah satu makna kata Tatsrib kesalahan atau dosa. Jadi perubahan nama Tatsrib itu merupakan perubahan dari kegelapan menuju cahaya. Dari masa jahiliyah menuju peradaban Islam. Itu bukan sekedar perubahan nama.
Dalam bahasa Arab, kata itu juga digunakan sebagai padanan perkataan Inggris civil. Misalnya, dalam bahasa Inggris ada istilah Civil Act (Undang-Undang Sipil), dalam bahasa Arabnya disebut Qânûn Madanî.
Dalam Ensiklopedia Nurcholish Madjid dijelaskan kata Madanîyah atau Madînah juga menjadi padanan dari perkataan Yunani polish, yang dari perkataan itu terambil perkataan politic, policy, police, dan sebagainya, yaitu ide tentang suatu kehidupan yang teratur.
Dalam bahasa Yunani, misalnya, ada ungkapan zoon politicon, bahwa manusia itu secara alami berpolitik. Dalam bahasa Arab disebut al-insân-u madanî-yun bi ‘l-thâb‘i (manusia itu berpolitik menurut nalurinya) bahwa tidak mungkin manusia tidak berpolitik dalam arti seluas-luasnya, bukan dalam arti sempit.
Perkataan madînah itu berkaitan dengan ide-ide semacam civility, civic, dan kemudian juga ide tentang politik. Kalau Nabi mengubah kota Yatsrib menjadi Madinah yang sering dipanjangkan menjadi Madînatun Nabî, maka itu artinya kota Nabi atau al-Madinah al-Nabawîyah, Kota Kenabian. (ar/rol)
Kota ini sebenarnya memang tidak memiliki nama. Maka para ulama menyebutnya sebagai Madinah An-Nabawiyah (kotanya Nabi) atau Madinah al-Munawarah (kota yang bercahaya).
Madinah sebelumnya disebut Yatsrib. Para ulama menyebutkan Yatsrib sebenarnya adalah nama orang yang pertama kali membuka kota itu dan menghuninya.
Tetapi masalahnya Yatsrib sendiri berasal dari bahasa Arab: Tatsrib. Dalam Al-Quran ada kata Tatsrib berada di surah Yusuf. Dan para ulama mengatakan Nabi ﷺ tidak suka penamaan kota dengan kata Yatsrib.
قَالَ لَا تَثْرِيبَ عَلَيْكُمُ الْيَوْمَ ۖيَغْفِرُ اللَّهُ لَكُمْ ۖوَهُوَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ
Dia (Yusuf) berkata: “Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu), dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para penyayang.” (QS. Yusuf: 92)
Salah satu makna kata Tatsrib kesalahan atau dosa. Jadi perubahan nama Tatsrib itu merupakan perubahan dari kegelapan menuju cahaya. Dari masa jahiliyah menuju peradaban Islam. Itu bukan sekedar perubahan nama.
Dalam bahasa Arab, kata itu juga digunakan sebagai padanan perkataan Inggris civil. Misalnya, dalam bahasa Inggris ada istilah Civil Act (Undang-Undang Sipil), dalam bahasa Arabnya disebut Qânûn Madanî.
Dalam Ensiklopedia Nurcholish Madjid dijelaskan kata Madanîyah atau Madînah juga menjadi padanan dari perkataan Yunani polish, yang dari perkataan itu terambil perkataan politic, policy, police, dan sebagainya, yaitu ide tentang suatu kehidupan yang teratur.
Dalam bahasa Yunani, misalnya, ada ungkapan zoon politicon, bahwa manusia itu secara alami berpolitik. Dalam bahasa Arab disebut al-insân-u madanî-yun bi ‘l-thâb‘i (manusia itu berpolitik menurut nalurinya) bahwa tidak mungkin manusia tidak berpolitik dalam arti seluas-luasnya, bukan dalam arti sempit.
Perkataan madînah itu berkaitan dengan ide-ide semacam civility, civic, dan kemudian juga ide tentang politik. Kalau Nabi mengubah kota Yatsrib menjadi Madinah yang sering dipanjangkan menjadi Madînatun Nabî, maka itu artinya kota Nabi atau al-Madinah al-Nabawîyah, Kota Kenabian. (ar/rol)