"Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Januari 2021 secara tahun kalender sebesar 0,38 persen (ytd) dan secara tahunan sebesar 1,68 persen (yoy)," ucap Kepala Departemen Komunikasi Erwin Haryono melalui keterangan resmi, Jumat (15/1).
Erwin menjelaskan penyumbang utama inflasi hingga pekan ke-2 Januari yaitu cabai rawit sebesar 0,09 persen (mtm); serta tempe, tahu mentah, dan cabai merah masing-masing sebesar 0,03 persen (mtm).
Kemudian emas perhiasan dan tarif angkutan antarkota masing-masing sebesar 0,02 persen (mtm).
Ada pula daging ayam ras, ikan kembung, ikan tongkol, kacang panjang dan nasi dengan lauk yang menyumbang inflasi masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).
Sementara itu, komoditas yang menyumbang deflasi pada periode laporan berasal dari komoditas telur ayam ras sebesar -0,04 persen (mtm) dan bawang merah sebesar -0,01 persen (mtm).
Bank sentral, tutur Erwin, akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.
Selain itu, juga memperkuat langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan. (cnnindonesia)