Ini masih soal dialog via twit antara dua mantan menteri di era Abdurrahman Wahid atau Gus Dur terkait pembayaran 51 persen saham PT Freeport Indonesia oleh PT Inalum.
Kedua mantan menteri itu adalah Rizal Ramli dan Mahfud MD. Pada masanya, Rizal dipercaya Gus Dur menduduki sejumlah posisi, mulai dari Kepala Bulog, Menko Perekonomian dan Menteri Keuangan. Selain itu, Rizal Ramli juga mendapat penugasan lain untuk membenahi sejumlah persoalan.
Adapun Mahfud MD sejak awal dipercaya Gus Dur sebagai Menteri Pertahanan. Keduanya sama-sama meninggalkan istana setelah Gus Dur digulingkan pada Juli 2001.
Dialog kedua sahabat itu di Twitter berlangsung dengan hangat.
Rizal mengingatkan, bahwa dirinya pernah ditugaskan Gus Dur untuk bernegosiasi dengan CEO Freeport McMorran James Moffet yang mengakui bahwa perpanjangan kontrak karya tahun 1991 cacat karena ada penyuapan terhadap seorang menteri.
Adapun Mahfud MD mengatakan, persoalan Freeport bahkan tidak mudah bahkan saat Rizal Ramli menjadi menteri keuangan. Mahfud bertanya, mengapa Rizal Ramli tidak bisa menyelesaikan masalah ini saat menjadi Menteri Keuangan.
Rizal Ramli menjawab pertanyaan itu, dan mengingatkan bahwa tiga bulan setelah Moffett bersedia membayar ganti rugi dan melaksanakan kewajiban lainnya, Gus Dur digulingkan dari kekuasaan.
Mahfud menjawab dengan baik dan mengajak Rizal Ramli makan siang atau makan malam pekan depan.
Nah, di sinilah Tompi, seorang dokter yang juga dikenal sebagai musisi, menyela pembicaraan.
"Simple pak, kalau bagus dan benar kerjanya ya gak dipecat. Memang kasihan yang hidup dalam dendam. Ngebenarin gak mampu, ngerecoki iya," twit Tompi lewat akunnya @dr_tompi.
Rizal Ramli tidak terpancing. Namun pembelaan datang dari berbagai kalangan yang mengenal sepak terjangnya.
Termasuk datang dari Dirut PT Inalum, Budi Gunadi Sadikin.
"Saya kenal pribadi Bang @RamliRizal sebagai intelektual yang berani. Bila berbeda pendapat cara terbaik adalag bertemu langsung dan berdiskusi. Benar, beliau bersikeras. Salah, beliau mengakui," twit Budi lewat akunnya @BudiGSadikin. [rmol]
Kedua mantan menteri itu adalah Rizal Ramli dan Mahfud MD. Pada masanya, Rizal dipercaya Gus Dur menduduki sejumlah posisi, mulai dari Kepala Bulog, Menko Perekonomian dan Menteri Keuangan. Selain itu, Rizal Ramli juga mendapat penugasan lain untuk membenahi sejumlah persoalan.
Adapun Mahfud MD sejak awal dipercaya Gus Dur sebagai Menteri Pertahanan. Keduanya sama-sama meninggalkan istana setelah Gus Dur digulingkan pada Juli 2001.
Dialog kedua sahabat itu di Twitter berlangsung dengan hangat.
Rizal mengingatkan, bahwa dirinya pernah ditugaskan Gus Dur untuk bernegosiasi dengan CEO Freeport McMorran James Moffet yang mengakui bahwa perpanjangan kontrak karya tahun 1991 cacat karena ada penyuapan terhadap seorang menteri.
Adapun Mahfud MD mengatakan, persoalan Freeport bahkan tidak mudah bahkan saat Rizal Ramli menjadi menteri keuangan. Mahfud bertanya, mengapa Rizal Ramli tidak bisa menyelesaikan masalah ini saat menjadi Menteri Keuangan.
Rizal Ramli menjawab pertanyaan itu, dan mengingatkan bahwa tiga bulan setelah Moffett bersedia membayar ganti rugi dan melaksanakan kewajiban lainnya, Gus Dur digulingkan dari kekuasaan.
Mahfud menjawab dengan baik dan mengajak Rizal Ramli makan siang atau makan malam pekan depan.
Nah, di sinilah Tompi, seorang dokter yang juga dikenal sebagai musisi, menyela pembicaraan.
"Simple pak, kalau bagus dan benar kerjanya ya gak dipecat. Memang kasihan yang hidup dalam dendam. Ngebenarin gak mampu, ngerecoki iya," twit Tompi lewat akunnya @dr_tompi.
Rizal Ramli tidak terpancing. Namun pembelaan datang dari berbagai kalangan yang mengenal sepak terjangnya.
Termasuk datang dari Dirut PT Inalum, Budi Gunadi Sadikin.
"Saya kenal pribadi Bang @RamliRizal sebagai intelektual yang berani. Bila berbeda pendapat cara terbaik adalag bertemu langsung dan berdiskusi. Benar, beliau bersikeras. Salah, beliau mengakui," twit Budi lewat akunnya @BudiGSadikin. [rmol]