Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah kembali menyoroti buruknya penyelenggaraan pemilihan umum (Pemilu) serentak 2019. Ia bahkan menduga ada permainan antara penyelenggara Pemilu, dalam hal ini KPU, dengan Capres Petahana, Joko Widodo.
Dalam video yang diunggah di akun Instagram pribadinya, @fahrihamzah, Minggu (5/5), ia meragukan klaim pemerintah yang menyebut akan memperbaiki negara dan menyejahterakan rakyat.
"Siapa bilang Anda bekerja mau memperbaiki rakyat, memperbaiki negara. Jangan-jangan Anda lagi sekongkol, lagi main mata. Petahana, penyelenggara Pemilu, tapi juga lagi bertanding," ujarnya dalam video tersbeut.
Baca Juga:
"Curigai dia! Jangan-jangan semua ini diatur supaya dia menang lagi," tegasnya.
Lebih lanjut, Fahri juga mencemooh narasi yang dibangun pemerintah ketika ada kritik terhadap penyelenggaraan Pemilu. Diketahui, semua kritik yang disampaikan, bahkan sejak sebelum hari pencoblosan, selalu disebut sebagai upaya untuk mendelegitimasi KPU bahkan negara.
"Kalau kata anak jaman sekarang 'pret'," sebut Fahri.
Penyelenggaraan Pemilu 2019 dianggap sebagai penyelenggaraan pesta demokrasi terbukur sepanjang sejarah bangsa Indonesia.
Bagaimana tidak, selain banyaknya dugaan kecurangan baik sebelum, sedang ataupun setelah hari pencoblosan, masyarakat juga disuguhkan fakta banyaknya petugas KPPS yang meninggal dunia.
Hingga saat ini, jumlah petugas yang meninggal dunia sudah lebih dari 400 orang. Hal ini pun, dianggap aneh oleh penggagas Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) ini.
BACA JUGA
Fahri Hamzah: Bereskan Defisit BPJS Dulu, Baru Bicara Pemindahan Ibukota!
Pasalnya, sejauh ini keterangan yang diungkap ke publik perihal penyebab kematian itu adalah kelelahan dalam bertugas.
"Kenapa Pemilu sebelumnya orang tidak meninggal ya? Ada apa di Pemilu 2019?" sebutnya di Twitter.
Dalam video yang diunggah di akun Instagram pribadinya, @fahrihamzah, Minggu (5/5), ia meragukan klaim pemerintah yang menyebut akan memperbaiki negara dan menyejahterakan rakyat.
"Siapa bilang Anda bekerja mau memperbaiki rakyat, memperbaiki negara. Jangan-jangan Anda lagi sekongkol, lagi main mata. Petahana, penyelenggara Pemilu, tapi juga lagi bertanding," ujarnya dalam video tersbeut.
Oleh karena itu, Fahri mengajak masyarakat untuk mengawasi gerak-gerik pemerintah yang mana Presiden juga tengah berkontestasi dalam Pilpres 2019.
"Curigai dia! Jangan-jangan semua ini diatur supaya dia menang lagi," tegasnya.
Lebih lanjut, Fahri juga mencemooh narasi yang dibangun pemerintah ketika ada kritik terhadap penyelenggaraan Pemilu. Diketahui, semua kritik yang disampaikan, bahkan sejak sebelum hari pencoblosan, selalu disebut sebagai upaya untuk mendelegitimasi KPU bahkan negara.
"Kalau kata anak jaman sekarang 'pret'," sebut Fahri.
Penyelenggaraan Pemilu 2019 dianggap sebagai penyelenggaraan pesta demokrasi terbukur sepanjang sejarah bangsa Indonesia.
Bagaimana tidak, selain banyaknya dugaan kecurangan baik sebelum, sedang ataupun setelah hari pencoblosan, masyarakat juga disuguhkan fakta banyaknya petugas KPPS yang meninggal dunia.
Hingga saat ini, jumlah petugas yang meninggal dunia sudah lebih dari 400 orang. Hal ini pun, dianggap aneh oleh penggagas Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) ini.
Baca Juga:
"Siapa bilang Anda bekerja mau memperbaiki rakyat, memperbaiki negara. Jangan-jangan Anda lagi sekongkol, lagi main mata. Petahana, penyelenggara Pemilu, tapi juga lagi bertanding," ujarnya dalam video tersbeut.
Oleh karena itu, Fahri mengajak masyarakat untuk mengawasi gerak-gerik pemerintah yang mana Presiden juga tengah berkontestasi dalam Pilpres 2019.
"Curigai dia! Jangan-jangan semua ini diatur supaya dia menang lagi," tegasnya.
Lebih lanjut, Fahri juga mencemooh narasi yang dibangun pemerintah ketika ada kritik terhadap penyelenggaraan Pemilu. Diketahui, semua kritik yang disampaikan, bahkan sejak sebelum hari pencoblosan, selalu disebut sebagai upaya untuk mendelegitimasi KPU bahkan negara.
"Kalau kata anak jaman sekarang 'pret'," sebut Fahri.
Penyelenggaraan Pemilu 2019 dianggap sebagai penyelenggaraan pesta demokrasi terbukur sepanjang sejarah bangsa Indonesia.
Bagaimana tidak, selain banyaknya dugaan kecurangan baik sebelum, sedang ataupun setelah hari pencoblosan, masyarakat juga disuguhkan fakta banyaknya petugas KPPS yang meninggal dunia.
Hingga saat ini, jumlah petugas yang meninggal dunia sudah lebih dari 400 orang. Hal ini pun, dianggap aneh oleh penggagas Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) ini.
"Kenapa Pemilu sebelumnya orang tidak meninggal ya? Ada apa di Pemilu 2019?" sebutnya di Twitter. (rmol)
Dalam video yang diunggah di akun Instagram pribadinya, @fahrihamzah, Minggu (5/5), ia meragukan klaim pemerintah yang menyebut akan memperbaiki negara dan menyejahterakan rakyat.
"Siapa bilang Anda bekerja mau memperbaiki rakyat, memperbaiki negara. Jangan-jangan Anda lagi sekongkol, lagi main mata. Petahana, penyelenggara Pemilu, tapi juga lagi bertanding," ujarnya dalam video tersbeut.
Baca Juga:
Rizal Ramli Ajak Rakyat Ramai-ramai Gunakan Pasal 532 UU PemiluOleh karena itu, Fahri mengajak masyarakat untuk mengawasi gerak-gerik pemerintah yang mana Presiden juga tengah berkontestasi dalam Pilpres 2019.
"Curigai dia! Jangan-jangan semua ini diatur supaya dia menang lagi," tegasnya.
Lebih lanjut, Fahri juga mencemooh narasi yang dibangun pemerintah ketika ada kritik terhadap penyelenggaraan Pemilu. Diketahui, semua kritik yang disampaikan, bahkan sejak sebelum hari pencoblosan, selalu disebut sebagai upaya untuk mendelegitimasi KPU bahkan negara.
"Kalau kata anak jaman sekarang 'pret'," sebut Fahri.
Penyelenggaraan Pemilu 2019 dianggap sebagai penyelenggaraan pesta demokrasi terbukur sepanjang sejarah bangsa Indonesia.
Bagaimana tidak, selain banyaknya dugaan kecurangan baik sebelum, sedang ataupun setelah hari pencoblosan, masyarakat juga disuguhkan fakta banyaknya petugas KPPS yang meninggal dunia.
Hingga saat ini, jumlah petugas yang meninggal dunia sudah lebih dari 400 orang. Hal ini pun, dianggap aneh oleh penggagas Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) ini.
BACA JUGA
Fahri Hamzah: Bereskan Defisit BPJS Dulu, Baru Bicara Pemindahan Ibukota!
Pasalnya, sejauh ini keterangan yang diungkap ke publik perihal penyebab kematian itu adalah kelelahan dalam bertugas.
"Kenapa Pemilu sebelumnya orang tidak meninggal ya? Ada apa di Pemilu 2019?" sebutnya di Twitter.
Dalam video yang diunggah di akun Instagram pribadinya, @fahrihamzah, Minggu (5/5), ia meragukan klaim pemerintah yang menyebut akan memperbaiki negara dan menyejahterakan rakyat.
"Siapa bilang Anda bekerja mau memperbaiki rakyat, memperbaiki negara. Jangan-jangan Anda lagi sekongkol, lagi main mata. Petahana, penyelenggara Pemilu, tapi juga lagi bertanding," ujarnya dalam video tersbeut.
Oleh karena itu, Fahri mengajak masyarakat untuk mengawasi gerak-gerik pemerintah yang mana Presiden juga tengah berkontestasi dalam Pilpres 2019.
"Curigai dia! Jangan-jangan semua ini diatur supaya dia menang lagi," tegasnya.
Lebih lanjut, Fahri juga mencemooh narasi yang dibangun pemerintah ketika ada kritik terhadap penyelenggaraan Pemilu. Diketahui, semua kritik yang disampaikan, bahkan sejak sebelum hari pencoblosan, selalu disebut sebagai upaya untuk mendelegitimasi KPU bahkan negara.
"Kalau kata anak jaman sekarang 'pret'," sebut Fahri.
Penyelenggaraan Pemilu 2019 dianggap sebagai penyelenggaraan pesta demokrasi terbukur sepanjang sejarah bangsa Indonesia.
Bagaimana tidak, selain banyaknya dugaan kecurangan baik sebelum, sedang ataupun setelah hari pencoblosan, masyarakat juga disuguhkan fakta banyaknya petugas KPPS yang meninggal dunia.
Hingga saat ini, jumlah petugas yang meninggal dunia sudah lebih dari 400 orang. Hal ini pun, dianggap aneh oleh penggagas Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) ini.
Baca Juga:
Ngeri! Gatot Nurmantyo Ungkap Amunisi di Gudang TNI Diberikan ke Polri Jelang Penetapan PilpresDalam video yang diunggah di akun Instagram pribadinya, @fahrihamzah, Minggu (5/5), ia meragukan klaim pemerintah yang menyebut akan memperbaiki negara dan menyejahterakan rakyat.
"Siapa bilang Anda bekerja mau memperbaiki rakyat, memperbaiki negara. Jangan-jangan Anda lagi sekongkol, lagi main mata. Petahana, penyelenggara Pemilu, tapi juga lagi bertanding," ujarnya dalam video tersbeut.
Oleh karena itu, Fahri mengajak masyarakat untuk mengawasi gerak-gerik pemerintah yang mana Presiden juga tengah berkontestasi dalam Pilpres 2019.
"Curigai dia! Jangan-jangan semua ini diatur supaya dia menang lagi," tegasnya.
Lebih lanjut, Fahri juga mencemooh narasi yang dibangun pemerintah ketika ada kritik terhadap penyelenggaraan Pemilu. Diketahui, semua kritik yang disampaikan, bahkan sejak sebelum hari pencoblosan, selalu disebut sebagai upaya untuk mendelegitimasi KPU bahkan negara.
"Kalau kata anak jaman sekarang 'pret'," sebut Fahri.
Penyelenggaraan Pemilu 2019 dianggap sebagai penyelenggaraan pesta demokrasi terbukur sepanjang sejarah bangsa Indonesia.
Bagaimana tidak, selain banyaknya dugaan kecurangan baik sebelum, sedang ataupun setelah hari pencoblosan, masyarakat juga disuguhkan fakta banyaknya petugas KPPS yang meninggal dunia.
Hingga saat ini, jumlah petugas yang meninggal dunia sudah lebih dari 400 orang. Hal ini pun, dianggap aneh oleh penggagas Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) ini.
"Kenapa Pemilu sebelumnya orang tidak meninggal ya? Ada apa di Pemilu 2019?" sebutnya di Twitter. (rmol)