• Jelajahi

    Copyright © Jakarta Report
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Sekedar Usul Ganja Sebagai Komiditas Ekspor, Minta Politisi PKS Ditangkap, Waksekjen PBB Kena Kecam Netijen

    01 Februari 2020, 12:11 WIB Last Updated 2020-02-01T05:28:57Z
    Sebagaimana dilansir tempo.co, politikus PKS Rafli dalam rapat Komisi VI DPR dan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, Kamis, 30 Januari 2020. Dikutip dari akun Twitter @wikiDPR2, Rafli awalnya menyinggung ganja yang tumbuh subur di Aceh.

    Anggota Komisi VI DPR ini mengatakan ganja juga memiliki banyak manfaat, salah satunya untuk farmasi. Dia lantas meminta pemerintah tak terlalu kaku memandang ganja.

    "Bahaya ganja ini adalah konspirasi global. Kita bisa memanfaatkan ganja di Aceh untuk kita ekspor ke luar negeri," kata Rafli dikutip dari @wikiDPR2 pada Jumat, 31 Januari 2020. [tempo.co]

    Rupanya pernyataan Politikus PKS, Rafli tersebut berbuntut panjang, Wasekjen Partai Bulan Bintang mengatakan pernyataan tersebut perlu didalami, ditelusuri bila perlu ditangkap oleh pihak berwajib. 

    Sebagaimana dikutip dari abadikini.com Wakil Sekjen Partai Bulan Bintang (PBB) Solihin Pure mengaku tak habis pikir atas usulan anggota DPR Fraksi PKS asal Dapil Aceh I Rafli Kande yang mengusulkan kepada Menteri Perdangan Agus Suparmanto agar ganja dijadikan komoditas ekspor pada saat rapat di Komisi VI DPR, Kamis (30/1/2020) kemarin.

    “Bukan asal menuduh dan menilai secara konspiratif tapi rasanya perlu didalami, ditelusuri bila perlu ditangkap oleh pihak berwajib. Siapa yang akan diuntungkan? Dan siapa yang akan dirugikan?” ujar Pure kepada Abadikini.com melalui sambungan telepon, Jumat (31/1/2020) siang. [abadikini.com]

    Namun rupanya pernyataan Politikus PKS, Rafli tersebut dianggap hal biasa oleh kalangan Netijen. Sebagai komiditas ekspor dengan pengamanan dan peruntukkan yang tepat bisa saja dilakukan. 

    Hal tersebut terlihat dalam unggahan di jejaring media sosial twitter, diantaranya:









    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Palestina

    +